Denpasar, IDN Times - Tercatat sejak 26 September 2020 lalu, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah memasuki tahap kampanye pasangan calon (Paslon). Karena pelaksanaan Pilkada berlangsung di tengah pandemik COVID-19, Komisi Pemilihan Umum (KPU) merekomendasikan kampanye penyampaian visi dan misi calon dilaksanakan secara online atau daring.
Hanya saja tim pemenangan masing-masing calon di sejumlah daerah di Bali maupun provinsi lainnya di Indonesia lebih memilih kampanye secara tatap muka. Mereka beralasan kampanye daring kurang efektif serta banyak yang mengalami kendala sinyal internet.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI mencatat bahwa sejumlah daerah yang ikut di Pilkada Serentak 2020, masih menggelar kampanye tatap muka. Hal itu diduga berdampak pada penambahan kasus COVID-19.
Dalam keterangan pers, Rabu (7/10/2020), data Bawaslu mencatat bahwa sebanyak 256 kabupaten/kota (95 persen) yang ikut Pilkada Serentak 2020 menggelar kampanye terbuka.
"Hanya 14 kabupaten/kota atau 5 persen yang tidak terdapat kampanye tatap muka pada 10 hari pertama tahapan Kampanye," demikian tertuang dalam keterangan pers itu.
Di 256 kabupaten/kota tersebut, terdapat 9.189 kegiatan kampanye dengan metode tatap muka (pertemuan terbatas). Dalam pengawasannya terhadap ribuan kampanye itu, Bawaslu menemukan 237 dugaan pelanggaran protokol kesehatan di 59 kabupaten/kota.
Atas pelanggaran tersebut, dilakukan tindakan pembubaran terhadap sebanyak 48 kegiatan. Selain itu, Bawaslu juga melayangkan sebanyak 70 surat peringatan tertulis.
“Sistem daring lebih dianjurkan. Karena melaksanakan tatap muka langsung harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Apabila paslon melanggar protokol kesehatan, Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) bisa menindak,” ujar Ketua KPU Karangasem, Gede Krisna Adi Widana, Kamis (8/10/2020).
Sampai saat ini dua paslon bupati dan wakil bupati Karangasem, Bali memilih kampanye tatap muka. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Harian Tim Pemenangan Pasangan Nadi (Gede Dana-Artha Dipa), I Wayan Swastika. Ia mengakui bahwa untuk sementara ini masih melaksanakan kampanye tatap muka.
"Setiap hari kami turun ke delapan titik lokasi untuk kampanye tatap muka," jelas Swastika, Rabu (7/10/2020).
Ternyata tidak hanya mereka yang lebih memilih untuk melakukan kampanye tatap muka. Hal serupa pun dilakukan oleh pasangan calon lainnya di Bali dan sejumlah provinsi di Indonesia. Berikut hasil penelusuran tim IDN Times.