Konservasi tukik di Pantai Yeh Gangga (IDNTimes/Wira Sanjiwani)
Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia, mengatakan dibentuknya konservasi tukik di Pantai Yeh Gangga untuk melestarikan penyu jenis lekang yang datang bertelur ke Pantai Yeh Gangga.
"Sebenarnya kegiatan konservasi ini sudah dilaksanakan sejak enam tahun lalu. Namun musiman. Setiap musim penyu bertelur, telur dikumpulkan dan ditetaskan kemudian dilepas semua. Sejak dua tahun terakhir kita lakukan konservasi yang berkelanjutan," ujarnya, Sabtu (27/8/2022).
Lalu apa yang dimaksud dengan konservasi berkelanjutan? Dolia menuturkan tukik yang baru menetas tidak langsung dilepaskan semuanya. Tetapi dilakukan secara bertahap.
"Juga sebagai langkah edukasi dan daya tarik wisata. Jadi jika ada anak sekolah yang berkunjung, mereka akan diberikan pengalaman melepas tukik. Ada juga wisawatan yang datang ke sini untuk melepas tukik," ujar Dolia.
Tukik yang baru menetas akan ditampung dalam kolam yang berisi air laut. "Dulu kita mengganti airnya secara manual. Sekarang sudah pakai pompa dan jadi kualitas airnya terjaga," ujar Dolia.
Karena tidak langsung dilepas semua, beberapa tukik saat ini sudah ada yang berusia setahun. "Ada penyu yang besar usianya 35 tahun. Itu kami temukan di pantai dalam kondisi sekarat. Diobati dan sembuh. Sampai sekarang ada di konservasi," jelas Dolia.