4 Permainan Tradisional Bali yang Jadi Kompetisi Olahraga

Gianyar, IDN Times - Permainan gak cuma soal adu ketangkasan strategi dan jemari lewat layar gawai yang canggih. Permainan mengadu ketangkasan dan kebugaran fisik telah ada sejak lama, dan mampu jadi opsi olahraga yang fun bersama kawan-kawan. Indonesia, khususnya Bali, gak kekurangan daftar permainan tradisional. Baik itu diadakan saat perayaan tahunan seperti 17 Agustusan, atau yang jarang sekalipun.
Berdasarkan tulisan Roberts JM dan kawan-kawannya berjudul Games in Culture terbitan American Anthropologist, yang dikutip James Dananjaya berjudul Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali, ada dua jenis permainan. Yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan untuk bertanding (game).
Bedanya, permainan untuk bermain ini bersifat untuk mengisi waktu luang (pastimes) atau hiburan. Sedangkan permainan untuk bertanding memiliki lima unsur khas seperti terorganisir, kompetitif, dimainkan paling sedikit dua pemain, penentuan menang kalah, dan memiliki aturan yang telah disepakati antarpeserta.
Kali ini, IDN Times merekomendasikan empat permainan untuk bertanding yang termasuk dalam olahraga tradisional Bali. Penasaran apa saja? Ini rekomendasinya buat kamu dan teman-teman saat kumpul bersama.
1. Megala-Gala

Pertama ada Megala-Gala, yang berasal dari kata dasar gala yaitu rintangan. Cara memainkannya cukup mudah. Kamu dan teman-teman dapat membagi diri menjadi dua tim. Misalnya, kamu dan teman-temanmu berjumlah 10 orang. Jadi, tiap tim ada lima orang. Satu tim akan berperang sebagai penyerang atau selodor. Sementara, tim lainnya berperan sebagai penjaga garis untuk mencegah penyerang menembus garis pertahanan.
Lalu, apakah peran tim penyerang dan penjaga garis dapat berganti? Tentu saja bisa. Caranya, tim penjaga garis harus menyentuh penyerang di hadapannya. Jika berhasil tersentuh, peran tim dapat tertukar. Namun, jika tim penyerang berhasil membobol pertahanan penjaga garis, maka kekalahan bagi tim penjaga ada di depan mata.
Gak cuma anak-anak, kamu yang sudah dewasa seperti generasi Z, milenial, X, baby boomer, atau siapa pun dapat unjuk gigi dalam olahraga satu ini. Meskipun seru, olahraga ini butuh ketangkasan, kegesitan, dan strategi yang mumpuni. Jadi buat yang tidak kuat berlari atau ada kondisi kesehatan tertentu, bisa dipikirkan lagi ya.
2. Metajog

Selanjutnya ada Metajog atau Tajog, yang mirip banget dengan permainan Egrang Bambu itu lho. Ada berbagai cara untuk bermain Tajog, dari perwakilan satu orang hingga bermain secara estafet. Permainan Tajog secara estafet dapat berjalan jika setidaknya kamu memiliki empat orang pemain dalam setiap tim.
Supaya semakin epik, kamu bisa uji tanding di tanah lapang seluas kesabaran ibu. Kalau gak nemu lapangan yang seluas itu, kamu cari aja lapangan di sekitar rumah kamu, deh.
Setiap pemain Tajog dalam mode estafet harus mampu menyerahkan tampuk egrang ke pemain di depannya dengan jarak yang sudah ditentukan. Main Tajog ini perlu latihan dulu ya. Kalau jatuh terus, ya coba lagi. Namanya juga hidup!
3. Terompah

Kamu ingin menguji kekompakan bersama sahabat, sanak saudara, hingga tetangga? Sekali-sekali cobalah permainan Terompah. Permainan apaan tuh? Terompah adalah permainan atau olahraga tradisional yang lumayan populer di Bali.
Alas kaki dari kayu yang panjangnya mampu menampung sekitar empat orang. Supaya kamu gak jatuh, ada karet untuk menyelipkan kaki. Kenapa Terompah menjadi uji kekompakan yang absolut? Sebab, kalau ada satu pemain aja yang beda langkah, tim kamu gak akan seperti peribahasa "Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah" alias seimbang. Pasti semua anggota akan tersandung ataupun terjatuh.
4. Deduplak

Terakhir ada Deduplak, merupakan permainan berlari atau berjalan menggunakan potongan batok kelapa. Master permainan tradisional dan dongeng Bali, Made Taro, mengatakan batok kelapa untuk permainan Deduplak berisi tali di bagian tengahnya. Fungsi tali itu sebagai pegangan pemain, bukan pegangan hidup ya!
Namanya Deduplak, karena saat dimainkan muncul bunyi hentakan tempurung kelapa yang digunakan sebagai alas kaki. Bunyi plak, plak, dan plak secara berulang itu menginspirasi nama permainan ini. Sistem memainkannya mirip dengan Metajog, bisa dimainkan secara tunggal atau berkelompok dengan cara estafet.
Butuh keterampilan yang mumpuni untuk permainan ini, seperti keseimbangan, kecepatan, dan ritme langkah. Jika salah melangkah, kamu akan terjatuh. Intinya, tetap seimbang. Kalau kaki jadi pegal dan kapalan, ingat diobati ya.
Itu dia rekomendasi permainan tradisional di Bali yang jadi olahraga. Emang mirip sih dengan daerah lain. Ya namanya juga satu wilayah se-Indonesia. Kalau kamu mana nih yang ingin dimainkan? Cus meluncur berbagi di kolom komentar.