Foto hanya ilustrasi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Basarnas mengoptimalkan pencarian dengan menggunakan electronic broadcasting untuk kapal ikan yang berangkat pada 10 Juli 2021 tersebut. Mereka menggunakan sebuah aplikasi yang bisa mengontak kapal-kapal di area tersebut yang berada di area KM Bali Permai-169 hilang, untuk turut melakukan pencarian. Saat itu sebanyak 10 sampai 15 kapal, termasuk milik perusahaan yang sama, ikut melakukan pencarian. Kemudian pencarian diperlebar menjadi 1.200 sampai 1.600 NM². Akhirnya diperlebar lagi sampai lebih dari 4.000 NM², namun tidak juga membuahkan hasil.
"Karena tanda-tanda tidak efektif. Kami mengambil analisa-analisa. Jadi, apakah benar ini tenggelam? Karena kalau tenggelam, pasti ada sedikit benda-benda yang mengapung," jelas Darmada.
Ada dua analisa dalam pencarian KM Bali Permai-169 ini. Pertama, kemungkinan tenggelam atau kapal tersebut meninggalkan area pencarian dengan catatan mesin tetap hidup.
Pihak Basarnas saat ini tetap melakukan pemantauan dengan VMS. Pihak perusahaan kapal juga telah mengabarkan kepada keluarga para ABK.
"Sampai sekarang kami tidak bisa memutuskan apakah kapal ini bocor tenggelam atau pecah atau apa? Karena memang kapal ini masih statusnya lost contact," terangnya
Kepastian nasib kapal tersebut, ia ungkapkan, hanya bisa didapat setelah teman- teman kapal di perusahaan tersebut kembali ke Pelabuhan Benoa. Jika nantinya hingga hari yang ditentukan tidak sandar, maka kuat diduga KM Bali Permai-169 hilang atau terkena badai.