Gianyar, IDN Times - Penemuan ketu atau mahkota sulinggih (Figur yang dimuliakan) di Puri Agung Gianyar, viral di media sosial sejak beberapa hari lalu. Ketu yang berasal dari tahun 1915 tersebut ditemukan masih dalan keadaan baik, berhiaskan emas dan batu permata.
Bagi warga di Puri Agung Gianyar, ketu tersebut tidak sekadar mahkota sulinggih biasa. Ketu itu diyakini memiliki nilai historis karena menjadi saksi bisu dari adanya tradisi mesatya, yakni tradisi pengorbanan sebagai bentuk kesetiaan terhadap raja. Tradisi ini dilarang Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1903 silam.