Peristiwa Perang Jagaraga yang dilukis Deblog. (Dok.Gurat Institute)
I Made Susanta Dwitanaya, Pendiri Gurat Institute, memaparkan perjalanan Deblog sebagai pelukis realis naturalis. Beberapa bulan sebelum peristiwa Perang Puputan pada 1906, Deblog lahir ke dunia. Ia tumbuh besar di Banjar Tainsiat, Kota Denpasar tanpa sosok ayah. Ayah Deblog, I Gusti Geredag, gugur dalam pertempuran melawan penjajah Belanda. Pamannya, I Gusti Geredeg mengasuh Deblog hingga tumbuh dewasa.
Ketika Deblog berusia 20-an tahun, Ia berguru kepada Yap Sin Tin, seorang imigran dari Taiwan. Yap Sin Tin ahli dalam melukis realistik, khususnya lukisan potret. Tinggal di seberang Puri Gerenceng, Yap Sin Tin mengajari berbagai teknik melukis secara naturalis-realis. Satu metode latihan dari Yap Sin Tin yakni membuat sketsa bagian bagian tubuh secara berulang.
“Metode latihan ini membuat Deblog memiliki sensibilitas yang kuat dalam menggambar secara naturalis-realis,” kata Susanta.
Tumbuh dalam peperangan membuat Deblog mendokumentasikan peristiwa itu. Misalnya, karya yang lahir tahun 1950 berjudul Perang Jagaraga. Melihat karya lukisan Perang Jagaraga, Deblog berupaya menonjolkan sosok pejuang perempuan dengan perspektif dan dimensi yang dekat.
Jika mengacu pada sejarah Perang Jagaraga, masa itu pasukan perang dipimpin oleh Jro Jempiring. Sosoknya penuh semangat selalu memberikan strategi perang yang tak terpikirkan oleh patih kerajaan. Jro Jempiring juga memimpin pasukan sekitar 2.000 lebih orang.