ilustrasi pelestarian lingkungan (pixabay.com/Gerd Altmann)
Dalam sesi debat yang dimoderatori oleh jurnalis IDN Times, Sri Gunawan Wibisono tersebut, Tim Pro dari Universitas Diponegoro (Undip)diantaranya Ilman Nurfathan, Herlangga Satrio Darmawan, dan Khalid Irsyad Januarsyah sepakat bahwa perlindungan biodiversitas harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan perubahan iklim Indonesia. Hal itu mengingat Indonesia juga merupakan salah satu dari 17 negara biodiversity di dunia, sekitar 10-17 persen dari seluruh spesies di planet ini.
Menurut Ilman Nurfathan, biodiversitas ini merupakan garis pertahanan pertama dan terakhir perubahan ikilm. Perubahan iklim dan penyerapan karbon juga buka dua isu yang terpisah, keduanya justru berkaitan dalam siklus umpan balik yang kompleks. Ia menyebutkan banyak contoh perubahan iklim yang terjadi sehingga memperlemah penyerapan karbon secara alami dan berdampak pada krisis iklim itu sendiri.
"Mempertahankan dan memperkuat sistem penyerapan karbon adalah bagian tak terpisahkan dari mitigasi perubahan ikim. Hutan hujan tropis, lahan gambut, terumbu karang, hingga mangrove adalah penyerap karbon alami yang sangat besar," ungkapnya.
Selanjutnya, Herlangga Satrio Darmawan menjelaskan bahwa biodiversitas menjadi sasaran yang tepat untuk dijadikan prioritas dalam kebijakan guna menanggulangi perubahan iklim di Indonesia. Misalnya dengan menciptakan kebijakan pelestarian flora dan fauna, pembatasan aktivitas masyarakat, dan konservasi keanekaragaman hayati.
"Kami percaya bahwa efektivitas akan tercapai melalui kebijakan terkait dengan perlindungan biodiversitas yang bersifat preventif dan represif," terangnya.