ilustrasi dokter (freepik.com/jcomp)
Mendapat pertanyaan itu, dokter yang menangani pasien tersebut, dr IBS, mengaku menerima pasien satu minggu sebelum menjalani operasi, yaitu Sabtu (22/10/2022). Pasien datang ke tempat praktiknya bersama suami, dengan tujuan untuk mengangkat lipoma yang muncul di bagian depan kepala sebelah kiri.
"Hal pertama yang saya tanyakan apakah punya BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Jika punya, alangkah baiknya jika menjalani operasi ke rumah sakit supaya lebih meringankan biaya," kata dr IBS di tengah rapat.
Namun pihak pasien tetap memilih untuk menjalani pengangkatan benjolan ini ke tempat praktik dr IBS, dan akhirnya dijadwalkan untuk datang, Sabtu (28/10/2022) sekitar pukul 16.00 Wita.
"Sebelum operasi, saya minta pasien untuk membersihkan rambut di sekitar benjolan sehingga nanti gampang dioperasi, dan itu sudah dilakukan pasien," lanjutnya.
Ketika pasien datang ke tempat praktik di hari Sabtu, suami diminta menunggu dan tidak boleh masuk ke ruang operasi karena prosedurnya begitu, kata dr IBS. Sebelum operasi, dr IBS melakukan pemeriksaan fisik seperti mengecek tensinya yang saat itu 130/80 atau normal. Setelah itu ia menanyakan apakah memiliki alergi obat dan gejala sesak.
"Dijawab 'tidak.' Saya kemudian buatkan informed consent," jelas dr IBS.
Setelah melewati prosedur sebelum operasi, pasien kemudian siap menjalani bedah minor. Menurut dr IBS, pada saat menyuntikkan bius lokal, ia tetap mengajak ngobrol pasien agar tidak tegang.
"Ketika saya mulai menorehkan pisau bedah, tiba-tiba napas pasien terdengar berat. Saat itu lipomanya belum berhasil saya keluarkan. Kondisi dahi pasien masih mengeluarkan darah. Ketika saya tanya lagi, apa pasien pernah menderita sesak sebelumnya, barulah pasien menjawab 'kadang-kadang dokter'," tutur dr IBS.
Saat itu ia menyadari pasiennya mengalami gejala syok anafilaksis. Ia berusaha menghentikan pendarahan di dahi pasien sambil meminta bantuan suami pasien, dan juga melakukan panggilan untuk dibawakan ambulans ke tempat praktiknya. Pasien kemudian dilarikan ke Puskesmas Pupuan 1. Selama di ambulans, pihak dr IBS memberikan penanganan darurat. Begitu sampai di Puskesmas Pupuan 1, pasien diberikan penanganan namun meninggal dunia sekitar pukul 18.00 Wita.