Pembuang Jasad Bayi di Pantai Sanur Belum Terungkap

Denpasar, IDN Times – Masih ingat kasus penemuan orok meninggal di bibir pantai depan museum Le Mayeur, Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan pada Rabu (4/12) pukul 06.45 Wita lalu? Kini pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar Selatan mengaku menemukan banyak kendala dalam mengungkap terduga pelaku pembuangan orok yang lahir belum cukup bulan tersebut.
1.Kapolsek Denpasar Selatan mengakui menemukan kendala bukti petunjuk
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Nyoman Wirajaya, pada Kamis (12/12) menyampaikan kasus ini sulit diungkap karena kendala bukti petunjuk. Pun keterangan dari pihak Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, bahwa bayi tersebut mengapung kira-kira sekitar empat sampai lima hari.
“Masih belum ada hasil. Itu yang tadi banyak kasus tapi banyak kendala kami di bukti petunjuk,” terangnya.
2.Jasad orok perempuan meninggal tersebut diduga terbawa arus
Nyoman Wirajaya menduga, jasad orok perempuan malang tersebut kemungkinan besar hanyut terbawa arus. Lantaran di Tempat Kejadian Perkara (TKP), tidak ada tanda-tanda kekerasan proses membuang orok tersebut.
3.Sebelumnya, dua orang petugas kebersihan pantai menemukan jasad orok perempuan di antara rumput laut
Diberitakan sebelumnya, orok yang diperkirakan usia satu hari ini ditemukan oleh seorang petugas kebersihan, I Made Yuliani dan Gusti Made Astri, dalam kondisi meninggal dunia di antara rumput laut. Kondisi tubuhnya membusuk, kulitnya mulai membiru, dan tali pusar pun masih menggantung di perutnya.
Hasil pemeriksaan Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustiadi, kepada IDN Times menyampaikan bahwa orok bayi perempuan tersebut lahir belum cukup bulan. Perkiraan usia masih berada di kisaran tujuh bulan kandungan. Dengan bobot badan 1,37 kilogram dan panjang badan 37,5 sentimeter.