Karya Seni Fractal Diputar di Kubah Berdiameter 21 Meter di Labyrinth

Tabanan, IDN Times - Sajian tak biasa disuguhkkan apik di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City. Dunia seni digital imersif yang mengombinasikan seni dan sains membelalakkan mata para pengunjung. Sekitar satu jam menikmati seni melalui teknologi, terasa seperti berada di dunia lain yang penuh seni. Menikmati indahnya karya seni sambil rebahan, beberapa pengunjung merasa memasuki dunia baru, dunia lain, ada juga yang merasa seperti alien, dan imajinasi berkembang sesuai kesan yang ditangkap masing-masing individu. Mahakarya fulldome terbaru dari seniman fractal visioner Julius Horsthuis berhasil menghipnotis setiap orang.
"Teknologi dapat mengubah cara kita menikmati seni serta menciptakan perspektif baru untuk menghargai apa yang sudah ada. Alam, budaya, dan sesama manusia," ungkap CEO of Nuanu Creative City, Lev Kroll.
1. Karya seni diputar di kubah berdiameter 21 meter

Di ruangan berbentuk lingkaran tersebut ketika cahaya lampu mulai dimatikan, suasana seketika berubah hening dan takjub. Pertunjukan yang revolusioner ini mengajak pengunjung dalam perjalanan imersif melalui musik, ruang, dan matematika, yang ditampilkan dengan kejernihan yang memukau di dalam kubah. Pertunjukan Recombination ini telah tayang perdana pada 4 Juli 2025. Ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya yang diklaim pertama kalinya di Asia. Kami sarankan spot yang paling sempurna berada di barisan belakang.
"Ditayangkan di seluruh permukaan kubah berdiameter 21 meter secara 360°. Pengalaman ini akan membenamkan penonton dalam keajaiban, introspeksi, dan stimulasi indera," ungkap Direktur Labyrinth Collective, Rafael Jimenez.
2. Pengunjung diberikan pengalaman multi-indrawi yang mendalam

Peluncuran Recombination ini adalah perjalanan hipnotis ke dalam arsitektur tersembunyi semesta, yang disebutnya memadukan presisi matematika dengan kedalaman emosional melalui visual fractal yang memukau dan soundtrack yang epik. Soundtrack disajikan dalam sistem suara surround 5.1, dikurasi oleh musisi kelas dunia untuk memperkuat kedalaman emosional perjalanan penonton. Ini menandai babak baru perkembangan seni yang menyatukan seni, teknologi, dan kesadaran secara sempurna.
"Kalian bisa merasakan alunan musik mengelilingi anda, selaras sempurna dengan visual, untuk sebuah pengalaman multi-indrawi yang mendalam," terang Rafael.
3. Karya seni diperhitungkan, gabungan keindahan alam dan kekayaan budaya

Melalui Recombination, Labyrinth Collective ingin mencoba menghadirkan pemikir-pemikir terbaik, seniman, dan berbagai pengalaman untuk menciptakan pengalaman yang unik bagi para tamunya. Pengalaman ini menggabungkan keindahan alam dan kekayaan budaya Bali dengan eksperimen yang berani mulai dari arsitektur, teknologi, hingga cara mengalami sesuatu. Misalnya saja dalam hal ini Julius Horsthuis dikenal sebagai sosok terdepan di dunia seni digital imersif melalui karyanya di sinematografi fractal. Julius telah tampil di berbagai festival dan institusi global seperti TEDx, Art Basel, dan MUTEK. Ia juga telah berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Android Jones, Beeple, dan Max Cooper.
Pertunjukan ini akan diproyeksikan setiap akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu, selama periode 3 bulan, dengan dua sesi per hari. Tiketnya mulai dari Rp118K dan dapat dipesan melalui situs resmi mereka. Apakah kalian tertarik menikmati seni ddalam teknologi ini?