Kapal Ikan Kandas di Perairan Nusa Penida, Tabrak Karang

Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta, menjelaskan kronologis dari karamnya kapal ikan tersebut. Kapal itu berangkat dari Pelabuham Benoa menuju Pelabuhan Tantui di Ambon sekitar pukul 18.00 Wita.

Ketika sampai di Perairan Jungutbatu, kapten kapal sekaligus nahkoda, Fedy Lahiwu, hendak mandi dan menyerahkan kemudi kapalnya ke ABK, Riffo Junaedy. Selama 10 menit dikendalikan ABK, tiba-tiba saja kapal itu menabrak batu karang.

"Seketika ABK berteriak, memanggil nahkoda kapal untuk menyerahkan kendali," jelas Sumerta.

Nahkoda kapal langsung bergegas mengambil alih kendali, dan berupaya untuk mengendalikan kapal. Namun tiba-tiba datang ombak yang cukup besar, dan menghantam bagian belakang kapal hingga karam.

"ABK ada lima orang, dan kami terus koordiansi untuk pantau kondisi mereka sebelum dilakukan evakuasi," ungkap Sumerta.

Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar mendapatkan informasi pagi tadi dari Kapolsek Nusa Penida pada pukul 08.25 Wita. Setelah mendapat laporan, langsung dilakukan upaya evakuasi.

"Personel dari Unit Siaga SAR Nusa Penida segera diberangkatkan menuju lokasi," ujar Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, Rabu (3/4/2024).

Sementara itu koordinasi juga dilakukan dengan para nelayan setempat. Komunikasi masih bisa dilakukan dengan kapten kapal untuk memantau perkembangan kondisi terkini.

"Keadaan cuaca saat ini cukup bersahabat, dengan ketinggian gelombang berkisar 1 meter dan jarak pandang kurang lebih 20 km," ungkap Sidakarya.

Sementara identitas ABK kapal kandas adalah Fedy Lahiwu (42), Noldy Siby Walanda (44), Riffo Junaidy Pokoliwutang (48), Jefri Sidangoli (45), dan Novi Walanda (47). Proses evakuasinya dilakukan secepat mungkin, karena kondisi kapal telah miring dan air masuk dari belakang kapal.

Pada pukul 09.10 Wita, Tim SAR gabungan tiba di lokasi dan langsung berkomunikasi dengan kapten kapal untuk proses evakuasi. Karena posisinya dangkal, maka perahu karet tidak bisa merapat. Tim SAR harus berenang ke laut menggunakan pelampung.

Proses evakuasinya berlangsung dramatis. Tim SAR melempar pelampung agar bisa digunakan oleh ABK yang masih terjebak di kapal untuk berenang ke perahu karet. Proses evakuasi korban membutuhkan waktu sekitar 50 menit, sampai seluruhnya telah terevakuasi.

"Kami mengevakuasi lima ABK dengan selamat ke atas perahu karet," kata Sidakarya.

Menurut kapten kapal saat dimintai keterangan, kapalnya kandas karena terbawa arus ke arah daratan, sementara mesin kapal tidak cukup kuat untuk melawan arus.

Kelima kru KM Naga Mas Perkasa 58 dibawa ke Dermaga Apung Jungutbatu. Selanjutnya diserahkan kepada pihak kepolisian untuk pendataan lebih lanjut.

Unsur SAR yang terlibat selama berlangsungnya operasi SAR di antaranya Unit Siaga SAR Nusa Penida (Basarnas Bali), Polsir Polres Klungkung, Polsek Nusa Penida, Pos TNI AL Nusa Penida, Dir Polda Bali, dan nelayan setempat.