Sementara itu, sejumlah program kemanusian dan sosial yang biasanya dilakukan oleh ACT Bali akhirnya macet. Biasanya mereka mengadakan program Operasi Pangan Gratis (OPG) dengan pembagian sembako kepada warga yang memerlukan, Operasi Makan Gratis berupa paket makan yang siap santap, Peduli Lansia, Mobile Social Rescue (MSR), bedah rumah, bantuan pendidikan, bantuan untuk anak-anak difabel, dan lain sebagainya.
“Sebenarnya banyak. Apalagi Bali kena dampak pandemik yang begitu luar biasa kemarin. Kami banyak kemudian bermitra dengan mereka-mereka yang bergerak di dunia pariwisata. Jadi kalau dibilang perlu ya, hampir merata semuanya ada,” jelas Abdul Haris Agus Ma’mun.
ACT Bali kerap mengadakan Operasi Makan Gratis di Kuta, Pasar Badung, wilayah Sanur, seputaran Renon, jalanan Bypass Ida Bagus Mantra, serta wilayah Bali lainnya.
ACT juga sempat memberikan bantuan bedah rumah dan biaya sekolah jenjang SMP sampai SMA terhadap keluarga yang awalnya tinggal di kandang babi di wilayah Kabupaten Karangasem. Selain itu, ada pula bantuan kepada anak-anak difabel berupa skill usaha, pengurusan legal formal usaha, NPWP, hingga sertifikat halal dari MUI.
“Implementasi di lapangan biasanya kami kolaborasi. Paling sering. Masak mau mikirin membantu umat sendirian? Padahal problemnya kadang lebih banyak daripada orang yang peduli,” ungkapnya.
Kolaborasi ini biasa dilakukan dengan bermitra tanggap bencana dengan Basarnas, BNPB, BPBD, dan lain sebagainya. Para relawan ACT juga terdaftar pada Forum Komunikasi Pencarian Orang Hilang, Forum Relawan Tanggap Bencana, Satgas COVID-19.