Ilustrasi kamar hotel (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Rai Suryawijaya mengaku sudah mengusulkan cara supaya lebih efisien, efektif, dan produktif. Formula pembukaan penerbangan internasional khususnya wisman, harus dibuatkan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas. Mulai dari tahap pengisian e-HAC, PeduliLindungi, Love Bali, bukti booking hotel, dan hasil negatif test Polymerase Chain Reaction (PCR).
Setelah melalui pemeriksaan keimigrasian, wisman kemudian bisa melakukan pengecekan suhu dan tes PCR. Setelah hasilnya diketahui, wisman bisa langsung ke hotel untuk menjalankan karantina.
“Karantina di sini kami maksudkan jangan lebih dari tiga hari. Karena kalau kita kerja sama dengan Asian market, negara-negara Asia, mereka itu length of stay-nya, liburannya kurang lebih rata-rata biasanya seminggu,” jelasnya.
Jika mereka harus menjalani karantina selama 8 hari, menurutnya tidak akan mungkin wisman ini datang ke Bali hanya untuk menjalani karantina. Mengingat keinginan wisman ke Bali untuk berlibur dan datang dalam kondisi sehat.
“Jadi misalnya kalau kita masih menetapkan karantinanya sekian lama, tentu mereka akan memilih destinasi yang lain. Pergi ke Phuket, Maldive, Dubai, bahkan ke Srilanka. Itu yang dilakukan,” jelasnya.