Jarang Makan, Nelayan Ditemukan Tewas di Pelabuhan Jembrana

Waduh

Negara, IDN Times - Seorang nelayan berjenis kelamin laki-laki ditemukan tewas di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Kabupaten Jembrana. Tepatnya ditemukan di balai sebuah warung di PPN Pengambengan, Kecamatan Negara, Kamis (10/1). Nelayan ini tidak memiliki identitas.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ia diketahui berasal dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

1. Saksi tak menyangka jika laki-laki yang tidur di balai itu meninggal

Jarang Makan, Nelayan Ditemukan Tewas di Pelabuhan JembranaIDN Times/Sukma Shakti

Sutami, pemilik warung melihat seorang laki-laki tidur di balai. Tapi ia tidak menyangka jika laki-laki yang tertidur itu sudah meninggal.

"Saat saya membuka warung sekitar pukul 06.00 Wita, ia sudah tidur di balai itu. Saya tidak menyangka kalau sudah meninggal dunia," kata Sutami, dilansir dari Antara.

Ia baru panik begitu Sayu, pemilik warung lainnya mengungkapkan kejanggalan pada tubuh laki-laki tersebut. Sebab jari hingga telapak kakinya tampak membiru.

Baca Juga: Perusahaan yang Reklamasi Teluk Jakarta Diizinkan Eksplor Bali Selatan

2. Untung ada polisi yang melintas

Jarang Makan, Nelayan Ditemukan Tewas di Pelabuhan Jembranamccreadylaw.com

Kebetulan saat itu ada anggota Polisi Perairan Polres Jembrana yang kantornya di dekat lokasi sedang melintas. Saksi lalu memberitahu soal temuannya.

"Polisi itu lalu memberitahu kawannya di kantor, setelah diperiksa memang sudah tidak ada napas dan detak jantungnya," katanya.

3. Korban tidak punya tempat tinggal menetap

Jarang Makan, Nelayan Ditemukan Tewas di Pelabuhan JembranaPexels.com/photo/THE COLLAB.

Beberapa nelayan mengungkapkan jika korban ini tidak memiliki tempat tinggal tetap, dan selalu berada di PPN Pengambengan. Rizal, seorang nelayan, mengaku pernah satu perahu dengan korban. Beruntung ini memiliki nomor telepon kawan korban yang ada di Probolinggo dan segera menghubunginya supaya memberitahu keluarga laki-laki tersebut.

"Saya tidak tahu siapa nama aslinya. Cuma orang-orang sini memanggilnya dengan Mamat, katanya sih namanya Slamet. Sehari-hari ia tinggal dan tidur di balai warung-warung di sini," katanya.

Dari keterangannya, korban tidak memiliki tempat tinggal, ia juga tidak tahu di mana korban menaruh bajunya. Karena yang sering ia lihat, yang bersangkutan terkadang hanya membawa tas plastik.

Selama tinggal di Pengambengan sekitar satu tahun, laki-laki ini sudah beberapa kali pindah kerja menjadi anak buah perahu dan tidak pernah pulang ke Probolinggo.

"Ia dulu datang bersama kawan-kawannya dari Probolinggo untuk mencari pekerjaan menjadi anak buah perahu di sini, tapi saat kawan-kawannya pulang karena paceklik ikan, ia tetap tinggal di sini," katanya.

Beberapa saksi juga mengungkapkan, korban kerap mengonsumsi arak dan jarang makan meski tak pernah membuat onar.

"Di kalangan orang yang kenal dia sudah tahu semua jika ia jarang makan. Saat punya uang, lebih banyak dihabiskan untuk membeli minuman keras. Tapi meskipun mabuk, ia tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Orangnya pendiam," kata nelayan yang enggan disebutkan namanya.

Setelah diperiksa tim identifikasi Satuan Reserse Kriminal Polres Jembrana, jenazah Mamat dibawa ke RUmah Sakit Umum (RSU) Negara. Kabar terakhirnya, keluarga di Probolinggo sudah berhasil dihubungi dan segera berangkat untuk menjemput jenazahnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya