Ini Cara Karantina Pertanian Cegah Demam Babi Afrika Masuk Bali

Denpasar, IDN Times - Bandara International I Gusti Ngurah Rai memiliki tingkat lalulintas yang sangat tinggi, sebagai bandara yang menerima kedatangan wisatawan dengan tujuan transit maupun tujuan akhir dari para wisatawan mancanegara.
Potensi ini juga dinilai menjadi ancaman besar bagi Bali setelah merebaknya wabah African Swine Fever (ASF) di beberapa negara. Seperti kita ketahui, penyakit ASF sudah mewabah di negara Eropa seperti Hungaria, Bulgaria, Latvia, Moldova, Polandia, Romania, Ukraina dan Rusia.
Untuk Asia, negara yang terjangkit ASF adalah Laos, Korea, Hongkong, Kamboja, Vietnam, Filipina, Taiwan dan termasuk Timor Leste.
1. ASF terbawa dari olahan babi. Tidak bisa dipungkiri, beberapa turis ada yang membawa produk olahan babi ke Bali

ASF atau Demam Babi Afrika terbawa melalui babi dan produk olahannya. Meskipun sudah melalui proses pengolahan, virus penyebab ASF ini masih bisa bertahan dan menjadi media yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Tidak dipungkiri ada beberapa wisatawan terpantau selama ini membawa produk olahan babi untuk keperluan konsumsi selama liburan di Bali.
2. Kepala Karantina Pertanian Denpasar gandeng pihak terkait

Untuk mengantisipasi masuknya wabah ASF, Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara, mengatakan segala upaya akan dilakukan untuk mempertahankan Bali tetap bebas dari ASF.
“Ini tanggung jawab kita bersama, kerja sama seluruh pemangku kepentingan baik di Bandara maupun pemerintah daerah yang membidangi fungsi kesehatan hewan adalah kunci utama pencegahan ASF,” terangnya, pada Jumat (4/10).
Kerja sama ini sudah kami laksanakan dengan stake holder yang ada di Bandara International I Gusti Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara, PT Angkasa Pura I, Bea dan Cukai, serta seluruh maskapai penerbangan yang melayani penerbangan dari negara tertular.
Langkah cepat sebagai upaya pencegahan, menurut Terunanegara, adalah memperketat dan memeriksa bawaan penumpang yang berpotensi membawa wabah ini.
Upaya pencegahan juga dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD), dan sosialisasi melalui pemasangan banner di tempat-tempat strategis yang menjadi peluang tempat masuknya penyakit ASF.
3. Produk makanan olahan babi dimusnahkan

Untuk wisatawan yang sudah terlanjur membawa tentengan berupa produk olahan babi, Karantina Pertanian Denpasar juga mengantisipasi dengan menyiapkan Quarantine Bin, sebagai sarana penampungan produk yang nantinya dilanjutkan dengan pemusnahan.
Analisa risiko juga dilakukan oleh petugas karantina terhadap kemungkinan masuknya ASF ke Bali dengan pengambilan sampel sampah sisa makanan di pesawat.