Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
indonesia cinta disabilitas.jpeg
Indonesia Cinta Disabilitas Tahun 2025 di Gedung Merdeka, Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Intinya sih...

  • Indonesia Cinta Disabilitas 2025 menggelar pameran kerajinan dan usaha di Denpasar

  • Pameran menampilkan produk pernak-pernik dari guru dan siswa SLB Sushrusa serta penampilan seni difabel

  • Dinas Sosial Kota Denpasar memberikan akses terapi, pemberdayaan, dan pelatihan untuk difabel secara inklusif

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Warga di Denpasar menari penuh gembira saat solois Jun Bintang menyanyikan sederet lagu hitsnya di atas panggung area Gedung Merdeka, Denpasar. Beberapa dari penikmat lagu duduk di kursi roda, tapi kedua tangan mereka terangkat dan menari di udara. Sementara itu, seorang anak perempuan dan laki-laki menyapa setiap pengunjung penuh senyuman. 

Anak perempuan itu bernama Ni Komang Cintya Erina Widari, seorang difabel tuli. Erina menyapa ramah, sambil menunjuk produk kerajinan buatan anak sekolah dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Sushrusa. Mereka mengikuti agenda pameran kerajinan dan usaha dari Indonesia Cinta Disabilitas Tahun 2025. Rabu, 17 Desember 2025 adalah hari terakhir dari kegiatan inklusif yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Denpasar sejak Senin (15/12/2025) lalu.

Pernak-pernik jadi produk andalan teman tuli

Denis dan Erina, siswa difabel tuli menjaga stan pernak-pernik SLB Sushrusa. (IDN Times/Yuko Utami)

IDN Times berkomunikasi dengan Erina lewat mengetik pesan pada fitur catatan gawai. Wawancara kali ini terasa berbeda, sebab kami saling berbicara hanya lewat kata dalam layar gawai. Sementara itu, teman laki-laki Erina bernama Denis, mencoba berkomunikasi lewat membaca mimik bibir. “Ini buatan kami dan ada juga guru kami teman tuli yang membuat gantungan kunci ini,” ujar Denis sambil menunjuk karya gantungan kunci.

Ada berbagai macam produk pernak-pernik yang diproduksi secara mandiri oleh guru dan siswa SLB Sushrusa. Mulai dari gantungan kunci, gelang, tumbler lukis, bokor dari koran bekas, bunga dari benang wol, dan masih banyak lagi. Kepada IDN Times, Erina mengaku bahwa dirinya saat ini duduk di bangku kelas 11. Selain SLB Sushrusa, ada juga SLB dan organisasi sosial lainnya yang berpartisipasi dalam agenda pameran usaha hingga penampilan seni. 

Pengisi acara sebagian besar adalah sahabat difabel

Penyanyi Jun Bintang mengajak dua peserta difabel netra dan intelektual nyanyi bersama di atas panggung. (IDN Times/Yuko Utami)

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, mengungkapkan bahwa Indonesia Cinta Disabilitas adalah agenda rutin setiap tahun, sejak 2022. Laxmy menuturkan bahwa lewat agenda ini, pihaknya ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada sahabat difabel. Ada sekitar 30 stan usaha kerajinan, makanan minuman, dan jasa pijat dalam agenda Indonesia Cinta Disabilitas Tahun 2025.

Para penampil dalam agenda kesenian Indonesia Cinta Disabilitas Tahun 2025, kata Laxmy sebagian besar adalah difabel. “Pemain-pemain mengisi acaranya juga disabilitas, mungkin sudah lihat tadi yang inklusi juga dengan performa yang lain,” ujar Laxmy kepada IDN Times Rabu (17/12/2025).

Menyeimbangkan layanan kebahagiaan, terapi, dan pemberdayaan difabel

Berbagai stan produk kerajinan, makanan, dan jasa oleh sahabat difabel di Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Laxmy mengungkapkan, pihaknya berupaya menyeimbangkan aspek layanan untuk difabel. Pelayanan yang tersedia dari akses terapi hingga pemberdayaan untuk dunia kerja dan usaha. “Jika dia anak berkebutuhan khusus belum dapat terapi, dapat melakukan terapi secara gratis di Pusat Layanan Disabilitas. Jika dia mengalami skizofrenia, Rumah Berdaya sudah ada,” paparnya.

Selain memberikan akses luas terhadap pelayanan terapi dan kesehatan difabel. Laxmy juga menyoroti pelayanan dari sisi pemberdayaan difabel. Baginya, pelayanan juga termasuk memberikan wadah dan saranan untuk difabel berkreasi. Ada berbagai pelatihan untuk difabel sebagai persiapan menyambut dunia usaha dan kerja. Pelatihan juga mengikuti perkembangan zaman, mulai dari literasi keuangan dan kelas wirausaha sosial. Ke depan pihaknya ingin menambahkan kelas baru seperti kelas fesyen dan model, serta strategi pemasaran yang inklusif. 

Tahun ini, pihaknya memfasilitasi pelatihan membuat kue untuk difabel mental dan intelektual. Melalui pelatihan selama tiga hari dan pendampingan orang tua siswa SLB, pihaknya berharap agenda itu jadi awal bagi anak difabel memulai usaha di rumah. Selain memberikan ruang dan pemberdayaan, ada juga atensi langsung ke lapangan terhadap lansia, anak yatim piatu, dan warga terdampak bencana alam.

Editorial Team