Indonesia Bertutur 2022 di Ubud Hadirkan 18 Koreografer Seni Tari

Temu Seni Tari ini diikuti 18 koreografer muda yang memiliki beragam latar genre dan berasal dari berbagai wilayah. Dengan kegiatan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi, apresiasi, dan jejaring seni tari sekaligus memperkenalkan dan menambah gaung Indonesia Bertutur 2022 di daerah cagar budaya di Indonesia.

Selain itu, juga sebagai sarana penguatan ekosistem seniman-seniman muda untuk memelihara keberlangsungan hidup kesenian nusantara sebagai peninggalan budaya Indonesia. Pada pelaksanaannya, ada 2 fasilitator yang terlibat, di antaranya peneliti dan kurator seni pertunjukan, Helly Minarti, serta seniman teater dan penulis, Joned Suryatmoko.

Hadir 6 narasumber, di antaranya kurator dan pendidik seni rupa, I Made Susanta Dwitanaya, sastrawan dan dosen, I Ketut Eriadi Ariana, sastrawan dan peneliti Ni Made Ari Dwijayanthi, sastrawan dan penulis, Carma Citrawati, pengajar dan ahli gizi, I Putu Suiraoka dan penari senior, I Ketut Rina.

Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra, mengatakan kesempatan ini dapat digunakan para koreografer tari untuk berbagi, diskusi, kolaborasi, dan ajang bertukar pikiran antara seniman-seniman muda Indonesia. Harapannya dapat menambah wawasan dan khazanah untuk dapat mengenal warisan budaya dan sejarah. 

“Kami berharap akan terbangun jejaring baru di antara mereka yang nantinya muncul dukungan terhadap satu sama lain serta menjadi salah satu jalan pembuka terciptanya pengembangan karya–karya baru,” ungkap Ahmad Mahendra, pada Selasa (19/7/2022).

Sementara itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo, menjelaskan acara ini mengutamakan peristiwa pertemuan, pertukaran, dan jejaring. Seluruh peserta dipilih berdasarkan antusiasme mereka untuk bertemu dan berbagi pengalaman serta untuk menguatkan ekosistem seni yang mandiri dan jejaring.

Ubud merupakan kota ketiga pelaksanaan Temu Seni yang sebelumnya diadakan di Tenggarong, Kalimantan Timur dan Sentani, Papua. Selain itu juga akan digelar di Makassar, Sulawesi Selatan dengan mengangkat tema Seni Pertunjukan.

Pelaksanaan di Ubud dengan menggandeng Komunitas Teater Kalangan yang merupakan kolektif lintas disiplin pertunjukan yang berbasis di Denpasar. Topik utama yang diangkat terkait seni tari di Indonesia yang perlu diperhatikan dan dikembangkan sebagai salah satu objek pemajuan kebudayaan.

“Program ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk lebih mengaktifkan kesenian tradisional yang ada di sekitar cagar budaya, salah satunya Bali,” terangnya.