Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)
ilustrasi emas (unsplash.com/Zlaťáky.cz)

Denpasar, IDN Times - Impor barang di Bali pada September 2025 mengalami peningkatan dengan nilai mencapai USD16,11 juta atau sekitar Rp268 miliar. Sementara nilai ekspor barang di Bali pada September 2025 USD45,48 juta atau sekitar Rp758 miliar. Meskipun nilai ekspor barang September 2025 lebih besar daripada impor, namun ada penurunan sebesar 10,04 persen terhadap nilai ekspor Bali. Lalu, nilai impor dari September 2024 ke September 2025 meningkat 79,30 persen. Data tersebut dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.

Kepala BPS Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menyampaikan ekspor di Bali menurun karena empat dari lima negara tujuan ekspor mengalami penurunan sekaligus.

“Ekspor mengalami penurunan karena dari lima negara tujuan ekspor Bali mengalami penurunan. Hanya Jerman yang menunjukkan kenaikan,” ungkap Agus di Kantor BPS Bali, pada Senin (4/11/2025).

Lalu, apa saja barang yang diimpor Bali? Baca selengkapnya di bawah ini.

1. Daftar barang impor paling banyak di Bali, teratas ada mesin

ilustrasi mesin (pexels.com/Mike Bird)

Periode September 2025, ada lima daftar barang impor paling banyak di Bali. Pertama, ada mesin dan peralatan mekanis serta bagian lainnya dengan nilai Rp432 miliar. Kedua, logam mulia dan perhiasan atau permata senilai Rp210,4 miliar. 

Ketiga, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar Rp186,8 miliar. Urutan keempat terbesar ada minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik Rp113,8 miliar. Terakhir ada komoditas barang dari kulit samak senilai Rp109,7 miliar.

Dari kelima besar barang impor di Bali tersebut, hanya produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya yang mengalami penurunan jika dibandingkan pada September 2024 lalu. Yaitu sebesar minus 39,54 persen.

2. Tiga negara mengalami peningkatan nilai impor barang ke Bali

ilustrasi membeli emas (unsplash.com/halyzia)

Ada tiga negara yang mengalami peningkatan nilai impor ke Bali secara signifikan. Secara berurutan adalah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jerman. Negara Australia dan Thailand mengalami penurunan nilai impor ke Bali. Thailand adalah negara dengan nilai penurunan impor terdalam, yakni sebesar minus 48,02 persen. Pemicu turunnya nilai impor Thailand ke Bali karena rendahnya permintaan produk serealia.

Jika dilihat berdasarkan golongan penggunaan barang, penggunaan barang impor mengalami kenaikan pada seluruh golongan di Bali. Mulai dari peningkatan barang impor konsumsi naik sebesar 83,19 persen. Impor bahan baku penolong juga meningkat sebesar 98,62 persen. Peningkatan tipis juga dialami barang impor modal besarannya 23,7 persen.

3. Ekspor Bali, hanya Jerman yang mengalami peningkatan

Ilustrasi Jerman. (Pixabay.com/tvjoern)

Sementara itu, dari lima besar negara tujuan ekspor, hanya Jerman yang mengalami peningkatan sebesar 16,45 persen. Penurunan dialami empat negara lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, Tiongkok, dan Jepang. Jika dilihat dari lima besar komoditas ekspor Bali, hanya komoditas kertas, karton, dan barang sejenisnya yang meningkat sebesar 45,5 persen. Sisanya mengalami penurunan seperti ikan, krustasea, dan moluska; logam mulia dan perhiasan atau permata; pakaian dan aksesorisnya; serta kayu dan barang dari kayu.

Editorial Team