Viebeke: Penelitian Intrusi di Bali Itu Memuakkan, Kami Butuh Air!

Aktivis ini merasa pemerintah malu kalau Bali krisis air

Denpasar, IDN Times - Viebeke, aktivis lingkungan sekaligus pemilik usaha penginapan di Bali, mengatakan pemerintah saat ini masih malu-malu mengakui bahwa sudah terjadi krisis air bersih di Bali. Padahal indikasi tersebut sudah ada sejak tahun 2000-an.

Kabar itu terungkap dari tesis Ngurah Suryawan dan penelitian tahun 2010 oleh seorang peneliti dari Inggris.

1. Penelitian Poltek Bali diulang-ulang terus, tidak ada pembahasan yang lebih lanjut terkait krisis air bersih

Viebeke: Penelitian Intrusi di Bali Itu Memuakkan, Kami Butuh Air!PMI Pusat

Ia menilai, penelitian yang dilakukan Politeknik Negeri Bali terkait kondisi air bersih selalu mengulang penelitian sebelum-sebelumnya. Jadi tak ada pembahasan yang lebih lanjut terkait krisis air bersih di Bali.

"Maksud saya, penelitian ini kok sedari dulu tak beranjak. Sekarang bicara realitas saja, orang-orang di bukit itu kalau cuci baju dan lainnya dilakukan pada malam hari. Pasalnya, saat siang hari tak ada sumber air sama sekali. Pola hidupnya berubah," katanya.

2. "Gak ada kami baca data-data, kami butuh air"

Viebeke: Penelitian Intrusi di Bali Itu Memuakkan, Kami Butuh Air!IDN Times/Dian Nofika Nugroho

Ia juga keberatan jika masyarakat dibilang mencuri air. Padahal semua warga memiliki hak atas air di Indonesia.

"Jadi kalau mau bikin regulasi ya yang benar. Jadi memang penelitian itu kayaknya sudah memuakkan, kita di bawah itu tidak ada air, gak ada kami baca data-data, kami butuh air!" tegasnya.

3. Wisatawan asing bisa gunakan 4500 liter air

Viebeke: Penelitian Intrusi di Bali Itu Memuakkan, Kami Butuh Air!Pexels.com/pixabay

Dari pengamatannya, warga atau masyarakat dalam menggunakan air hanya sebanyak 25 liter tiap harinya. Namun wisatawan asing yang datang ke Bali bisa menggunakannya sebanyak 4500 liter. Kebutuhan sebanyak itu untuk mandi shower berkali-kali, flush toilet, kolam renang, dan sebagainya.

"Ini semua realitas. Ini yang harus diteliti. Yang tidak dibicarakan lagi adalah intrusi air laut, tak mungkin diperbaiki. Rusaknya permanen," katanya.

Baca Juga: Waduh, Tanah Bali Terancam Turun Jika Gunakan Air Sumur Berlebihan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya