Bukan Dukun, Bali Akan Kembangkan Balian Pengobat Tradisional Herbal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Wacana terkait pengadaan loket khusus untuk balian atau tenaga kesehatan tradisional di Rumah Sakit menuai polemik. Masyarakat beranggapan balian yang dimaksud adalah terkait dengan perdukunan atau mistis.
Tapi sebenarnya yang dimaksud balian di sini adalah pengobat tradisional herbal atau yang dikenal sebagai Caplementary Alternative Medicine (CAM). Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali, I Wayan Koster saat jumpa pers di Kantor Gubernur, Renon, Denpasar, Jumat (2/11) malam.
1. Pengobat tradisional memiliki standar operasi dan bersertifikat
Baca Juga: Keren Nih, Rumah Sakit di Bali Bakal Buka Praktik Balian
Dalam penjelasannya, Koster mengatakan balian yang dimaksud adalah pengobat tradisional Caplementary Alternative Medicine (CAM). Beberapa jenis CAM yang terkenal di dunia saat ini adalah pengobatan tradisional Cina, pengobatan Ayurveda, dan tabib Yunani.
"Balian yang telah bersertifikat dan telah praktik selama ini akan didata untuk selanjutnya difasilitasi di rumah sakit di Bali, baik milik pemerintah maupun swasta," katanya.
Di Bali sendiri sudah ada pengobatan semacam ini yang disebut dengan Usada. Pengobatan ini bersumber dari Ayurveda, bahkan sudah ada di Universitas Hindu Indonesia (UNHI). Untuk tenaga kesehatannya nanti akan memiliki standar operasi dan bersertifikat.
2. Kembangkan obat herbal
Selain itu, Koster juga ingin mengembangkan obat herbal. Untuk itu Ia ingin kembangkan potensi tersebut menjadi industri obat tradisional dan berguna bagi masyarakat.
“Bali memiliki pitensi tanaman herbal yang banyak. Saat ini produksi yang terkenal dari Bangli adalah loloh cemcem dan loloh kunyit saja, dan itu terbukti bagus untuk kesehatan masyarakat," katanya.
Menurutnya, pengobatan tradisional ini harus dilindungi dan dilestarikan. Juga, diberdayakan menjadi suatu ekonomi yang bermanfaat bagi maayarakat.
Sementara itu, ahli Toksikologi, I Made Agus Gelgel Wirasuta mengatakan Usada Bali adalah warisan leluhur yang berasal dari Ayur Weda dan pengobatan Cina.
Dengan potensi yang dimilikinya, sudah banyak pihak berminat untuk mengembangkan pengobatan tradisional ini. "Sudah seharusnya Bali memanfaatkan potensi ini untuk kepentingan masyarakat Bali sendiri," katanya.
3. Dibangun di Bangli
Baca Juga: Bolehkah Seorang Balian Buka Praktik di Rumah Sakit? Ini Tanggapan IDI
Empat daerah di Bali yang memiliki potensi industri herbal adalah Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Tabanan. Namun, yang akan dikembangkan lebih dulu adalah di Bangli dengan luas tiga hektar.
"Akan dibangun awal 2019, termasuk industti herbalnya. Nilainya sekitar Rp10 miliar," katanya.
Sementara itu, untuk regulasinya saat ini masih disusun. Karena menyangkut lokal Bali nantinya akan dibuatkan Peraturan Daerah (Perda).