Keren Nih, Rumah Sakit di Bali Bakal Buka Praktik Balian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, Wayan Koster di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (31/10) lalu. Dalam audiensi tersebut para mahaasiswa yang berasal dari Universitas Udayana (Unud), Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Politeknik Negeri Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan Universitas Hindu Indonesia (UNHI) ini menanyakan sejumlah persoalan di Bali.
Termasuk soal kesehatan di Bali. Tapi ada yang menarik saat pembahasan ini.
1. Balian akan dibuatkan loket khusus
Baca Juga: Bolehkah Seorang Balian Buka Praktik di Rumah Sakit? Ini Tanggapan IDI
Satu di antara poin yang diungkapkan mahasiswa adalah terkait kesehatan. Mereka menanyakan bagaimana kerja Provinsi Bali dalam menunjang kesehatan para warganaya.
Menariknya, dalam sesi tersebut, Koster sempat menyinggung balian dan tukang pijat tradisional. Dalam penjelasannya, Koster bakal membuatkan loket khusus di Rumah Sakit buat balian untuk dijadikan pilihan pengobatan alternatif bagi masyarakat.
"Nanti akan ada kesehatan alternatif tradisional. Mulai dari obatnya dan tenaga kesehatannya," katanya.
2. Menurut Koster, tarif balian terlalu murah
Baca Juga: Bukan Dukun, Bali Akan Kembangkan Balian Pengobat Tradisional Herbal
Menurutnya, saat ini tarif balian terlalu murah. Yakni hanya diberi canangsari dan uang Rp100 ribu. Padahal, mereka kadang menjadi alternatif saat berobat ke dokter umum yang tidak bisa sembuh.
"Padahal sudah habis Rp1 juta ke dokter. Tapi, saat ke balian langsung sembuh dengan tarif yang lebih murah," katanya.
Hanya saja, praktik ini akan dibuatkan regulasi dan standar operasionalnya terlebih dahulu agar tidak terjadi malpraktik. "Ini harus diberdayakan," katanya.
3. Di satu sisi, mahasiswa juga menyoroti Trans Sarbagita yang dinonaktifkan
Baca Juga: Catat Tanggalnya! Jadwal SIM Keliling Wilayah Bali Bulan November
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti kebijakan terkait bus Sarbagita dan kereta api. Dalam audiensi tersebut, seorang mahasiswa mempertanyakan masa depan bus Sarbagita yang akan dihentikan pengoperasiannya. Apakah nanti Pemprov Bali akan mengeluarkan regulasi baru atau meningkatkan efektivitasnya.
"Mungkin bisa dijelaskan nanti bagaimana masa depan bus ini," kata Kusuma Doni.
Ia mengaku sering menggunakan transportasi Sarbagita. Menurut pengalamannya, pengguna Sarbagita sudah banyak dan tak perlu dihentikan. Ia menyarankan agar regulasi yang dibenahi agar lebih efektif.
Menurutnya, solusi kemacetan di Bali adalah mendorong masyarakat untuk mau menggunakan transportasi umum, bukan menambah ruas-ruas jalan.
"Tiap saya naik, sering penumpang tidak mendapatkan tempat," katanya.
Terkait hal itu, Koster mengatakan bus Sarbagita selalu mengalami defisit. Maka dari itu, untuk menghemat APBD Bali, ia ingin menghentikan beberapa jalur bus. Meski demikian, untuk jalur bus ke arah Universitas Udayana di Jimbaran akan tetap dijalankan. Yakni rute GOR Lilabuana, Denpasar-Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran.
"Tadinya, pembiayaannya itu Rp10 miliar. Tapi sekarang udah makin kecil," katanya.