BEM Se-Bali Pertanyakan Pengoperasian Bus Sarbagita yang Dihentikan

Padahal ramai. Apakah kamu penggunanya?

Denpasar, IDN Times - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster di ruang Wisma Shaba, Denpasar, Rabu (31/10) siang.

Dalam audiensi tersebut, satu hal yang menjadi sorotan para mahasiswa dari berbagai Universitas di Bali ini adalah kebijakan terkait Bus Sarbagita dan Kereta Api.

1. Pertanyakan penghentian Sarbagita

BEM Se-Bali Pertanyakan Pengoperasian Bus Sarbagita yang DihentikanInstagram.com/trans_sarbagita

Baca Juga: Hari Pertama SKD CPNS Buleleng, Sempat Molor Satu Jam

Dalam audiensi tersebut, seorang mahasiswa mempertanyakan masa depan Bus Sarbagita yang akan dihentikan pengoperasiannya. Apakah nanti Pemprov Bali akan mengeluarkan regulasi baru atau meningkatkan efektivitasnya.

"Mungkin bisa dijelaskan nanti bagaimana masa depan bus ini," kata Kusuma Doni, Rabu (13/10) siang.

Ia mengaku sering menggunakan transportasi Sarbagita. Menurut pengalamannya, pengguna Sarbagita sudah banyak dan tak perlu dihentikan. Ia menyarankan agar regulasi yang dibenahi agar lebih efektif. Menurutnya, solusi kemacetan di Bali adalah mendorong masyarakat untuk mau menggunakan transportasi umum, bukan menambah ruas-ruas jalan.

"Tiap saya naik, sering penumpang tidak mendapatkan tempat," katanya.

Selain itu, ia juga mempertanyakan seberapa pentingkah kereta api dibangun di Bali.

2. Tanggapan Koster soal nasib Sarbagita dan kereta api

BEM Se-Bali Pertanyakan Pengoperasian Bus Sarbagita yang DihentikanInstagram.com/trans_sarbagita

Koster mengatakan Bus Sarbagita selalu mengalami defisit. Maka dari itu, untuk menghemat APBD Bali, ia ingin menyetop beberapa jalur bus. Meski demikian, untuk jalur bus ke arah Universitas Udayana di Jimbaran akan tetap dijalankan. Yakni rute GOR Lilabuana, Denpasar-Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran.

"Tadinya, pembiayaannya itu Rp10 miliar. Tapi sekarang udah makin kecil," katanya.

Selain itu, Koster juga masih mengkaji untuk membangun transportasi umum yang terintegrasi, baik darat, laut, dan udara. Setelah itu baru dipikirkan moda transportasi yang tepat. Jika bus, maka ukurannya akan diperkecil.

Sekadar diketahui, Bus Trans Sarbagita beroperasi sejak tanggal 18 Agustus 2011 silam. Tiketnya pun terbilang murah. Penumpang umum dikenakan biaya Rp3500 dan Rp3 ribu untuk pelajar.

3. Benarkah Bali butuh kereta api?

BEM Se-Bali Pertanyakan Pengoperasian Bus Sarbagita yang Dihentikaninstagram.com/rezaiqbal

Baca Juga: Puluhan Semeton Bali Gelar Aksi Damai Menolak HTI di Renon

Koster mengatakan jika Bali sangat memerlukan kereta api untuk beberapa wilayah tertentu. Saat ini sudah ada kajian dan studi kelayakan. Koster juga menyebutkan jika sudah ada pihak yang berminat untuk membangunnya. Namun, ia mengaku akan mengutamakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlebih dahulu seperti PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

"Sudah ada rencana presentasi bahwa Bali akan dijadikan percontohan kereta api listrik untuk rute tertentu," ujarnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya