Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi timun (pexels.com/Alena Darmel)
Ilustrasi timun (pexels.com/Alena Darmel)

Selamat siang semuanya, semoga kabar kalian baik dan sehat selalu ya. Turut berduka cita atas musibah banjir bandang di sejumlah wilayah Bali pada Rabu, 10 September 2025. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan semangat untuk pulih dan saling berbenah ya.

Kali ini ramalan hari baik menurut Hindu Bali pada Sabtu, 13 September 2025, dimulai dengan dadig krana. Hari ini baik untuk menanam tebu dan mentimun. Namun, tidak baik untuk upacara atau yadnya, mengadakan pertemuan atau rapat, dan bersenggama. Penasaran gimana ramalan hari baik lainnya? Baca selengkapnya di bawah ini.

Baik membina persahabatan

ilustrasi sahabat sedang mengobrol (pexels.com/Julia Larson)

Sri bagia adalah hari baik untuk mulai membina persahabatan. Carik walangati artinya tidak baik untuk melakukan pernikahan atau wiwaha, atiwa-tiwa atau ngaben dan membangun rumah. 

Gagak anungsang pati adalah hari yang tidak baik melakukan upacara membakar mayat, atiwa-tiwa. Kala beser artinya baik untuk menyadap tirta, mengasah taji, dan tombak. Namun, tidak baik untuk membuat bendungan dan berbicara yang sifatnya rahasia. 

Baik membuat alat penangkap ikan

Ilustrasi nelayan (unsplash/Cassiano Psomas)

Kala caplokan adalah hari baik untuk membuat alat-alat penangkap ikan seperti pancing atau kail, jala, jaring, bubu, dan bahan untuk umpan. Pamacekan artinya baik untuk mengerjakan sawah, kebun, dan membuat tombak penangkap ikan. 

Namun, pada hari pamacekan tidak baik melaksanakan yadnya. Ratu megambahan merupakan hari yang tidak baik untuk membuat peraturan-peraturan, membuat rencana, dan mengangkat petugas atau pejabat. 

Baik menanam padi

ilustrasi padi (pexels.com/Sergei A)

Sampi gumarang turun adalah hari baik untuk menanam padi, jagung, dan membangun rumah. Salah wadi artinya tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya, seperti wiwaha, mapendes, potong rambut, dan lainnya.

Termasuk tidak baik melangsungkan upacara Pitra Yadnya, misalnya penguburan, atiwa-tiwa, ngaben, nyekah, ngasti, dan sebagainya. Pararasan: Laku Air, Pancasuda: Wisesa Segara, Ekajalaresi: Manggih Suka, Pratiti: Sadayatana.

Editorial Team