Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi boros (123rf.com/nanastudio)
Ilustrasi boros (123rf.com/nanastudio)

Cuaca cerah di Bali pada Senin, 20 Oktober 2025 menjadi awal semangat maksimal menjalani aktivitas. Pekerjaan dan tenggat waktu di depan mata, membuat kita harus selalu bergegas dan bergerak. Saat kamu rehat sejenak dan menghela napas, ada ramalan hari baik menurut Hindu Bali yang menemani waktu jeda singkatmu.

Ramalan hari baik berdasarkan Kalender Bali Digital ini diawali dengan kala sarang merupakan hari yang mengandung sifat boros atau terapas, sehingga tidak baik untuk berbelanja. Ada juga kala temah adalah hari yang tidak baik untuk dewasa ayu atau pelaksanaan upacara keagamaan Hindu Bali.

Baik untuk menyetem gamelan

ilustrasi gamelan bali (pixabay.com/Terry)

Bojog turun merupakan hari baik untuk menyetem gamelan. Amerta dadi adalah hari baik untuk upacara Dewa Yadnya dan pemujaan terhadap leluhur. 

Banyu urug merupakan hari baik untuk membuat bendungan. Namun, tidak baik untuk membuat sumur. Carik walangati adalah hari yang tidak baik untuk melakukan pernikahan atau wiwaha, atiwa-tiwa atau ngaben dan membangun rumah.

Baik membuat kendang

Ilustrasi kendang (pixabay.com/blitarapik)

Karnasula adalah hari baik untuk membuat kentongan, bajra, kendang, kroncongan (denta sapi dari kayu) dan sejenisnya. Namun, tidak baik untuk membangun rumah tempat tidur, mengadakan rapat atau pertemuan. 

Gagak anungsang pati merupakan hari yang tidak baik melakukan upacara membakar mayat atau atiwa-tiwa. Kaleburau adalah hari yang tidak baik melakukan karya ayu atau yadnya. Termasuk tidak baik melaksanakan atiwa-tiwa atau ngaben.

Tidak baik melangsungkan upacara perkawinan

Ilustrasi pernikahan (Unsplash.com/ Fuu J)

Rangda tiga merupakan hari yang tidak baik melakukan upacara pawiwahan atau pernikahan. Panca prawani adalah hari yang tidak baik dipakai dewasa ayu. Purwani adalah hari yang tidak baik dipakai dewasa

Sampar wangke adalah hari yang tidak baik untuk bersenggama, kalau dilanggar bisa melahirkan bayi yang penuh kemalangan. Pararasan: Aras Kembang, Pancasuda: Satria Wirang, Ekajalaresi: Kinasihan Amerta, Pratiti: Tresna.

Editorial Team