Ilustrasi tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi pasien positif COVID-19. (IDN Times/Candra Irawan)
Dilansir dari Alodokter, severe acute respiratory syndrome atau SARS merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala awalnya mirip influenza, tetapi bisa memburuk dengan cepat.
SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, Tiongkok pada tahun 2002 dan baru teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit tersebut menyebar ke berbagai negara dengan cepat. SARS sendiri tergolong penyakit menular. Penularannya dari seseorang yang tidak sengaja menghirup percikan air liur dari penderita SARS ketika bersin atau batuk.
SARS disebabkan oleh jenis coronavirus yang dikenal sebagai SARS-associated coronavirus (SARS-CoV), seperti yang dialami oleh masyarakat Indonesia saat ini. Coronavirus ini sejenis virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan, hingga seseorang akan mengalami gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Masih dilansir dari Alodokter, para ahli menduga virus penyebab SARS tersebut berasal dari kelelawar dan luwak. Virus ini lalu bermutasi menjadi virus baru yang bisa menular dari hewan ke manusia, dan manusia ke manusia.
Hal ini juga dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Dilansir dari Instagram resmi kemenkes_ri, ini termasuk virus baru yang menginfeksi saluran pernapasan. Virus ini satu keluarga dengan SARS dan MERS, serta menjadi penyebab wabah Pneumonia di Tiongkok.
Masih belum diketahui secara pasti bagaimana penularannya. Namun virus itu diduga menular dari hewan ke manusia. Karena kasus yang muncul di Kota Wuhan memiliki riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan.