Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi depresi (pexels.com/Rene Terp)

Intinya sih...

  • Bali memiliki angka bunuh diri 5 kali lipat dari rata-rata nasional, dengan penyalahgunaan napza, judi online, dan pinjaman online yang tinggi.
  • Permasalahan kesehatan mental di Bali juga terkait dengan orang dengan gangguan jiwa yang menggelandang tanpa keluarga, tanpa panti sosial yang memadai.
  • Kesepian menjadi penyumbang permasalahan kesehatan mental di Bali, termasuk ekspresi diri di media sosial hanya sebagai pencitraan.

Badung, IDN Times - Dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia, Bali menjadi wilayah dengan permasalahan kesehatan jiwa berat tertinggi di Indonesia. Hal itu diungkap Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar, dr I Gusti Rai Putra Wiguna. 

Dia mengatakan, angka bunuh diri di Bali juga 5 kali lipat angka suicide rate rata-rata nasional, dan dua kali lipat dari provinsi yang menduduki peringkat kedua. Bali juga masuk ranking sepuluh besar penyalahgunaan napza, judi online, dan pinjaman online. Kondisi tersebut tersebut diakuinya penyumbang permasalahan kesehatan mental.

"Sebenarnya permasalahan di Bali itu complicated sekali. Perubahan gaya hidup, budaya dan sebagainya," ungkapnya, Kamis (8/5/2025). 

1. Bali tidak memiliki Panti Sosial Bina Laras untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

I Gusti Rai Putra Wiguna juga menilai, Bali hingga saat ini menghadapi tantangan terkait orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ yang menggelandang, terutama mereka yang tanpa keluarga. Pasalnya, Bali tidak memiliki panti sosial untuk mereka.

Sementara rumah sakit jiwa, menurut dia, bukanlah tempat yang tepat untuk para ODGJ. Rumah sakit jiwa hanya difungsikan ketika ODGJ membutuhkan penanganan urgent.

Setelah selesai penanganan urgent tersebut tempat para ODGJ pulang adalah Panti Sosial Bina Laras. 

"Kemana mereka akan dibawa (ODGJ tanpa keluarga). Mereka bukan penghuni abadi rumah sakit jiwa lho. Tempat mereka sebenarnya bukan rumah sakit jiwa. Ini malah satu aja Provinsi ndak punya. Di NTB ada satu," terangnya.

Pada situasi tertentu di Bali, beberapa keluarga kesulitan menerima ODGJ, usai mendapatkan penanganan urgent. Hal ini terkait dengan adat setempat misalnya sudah tidak bisa pulang ke rumahtua setelah menikah keluar dan alasan lainnya.

Meskipun ODGJ yang berkeliaran atau menggelandang di Bali tidak sebanyak di Jawa, misalnya di kawasan Hutan Baluran. Namun ia menekankan perlunya pemerintah untuk memikirkan keberadaan panti tersebut sebagai tempat mereka pulang.

2. Kesepian banyak dialami orang-orang, berpengaruh ke kesehatan mental

ilustrasi depresi (unsplash.com/Mihail Tregubov)

Selanjutnya, masalah kesepian banyak dialami orang-orang saat ini juga menjadi penyumbang permasalahan kesehatan mental. Kesepian yang dimaksud dalam hal ini bukan saja kesepian sosial, namun juga kesepian eksistensial.

Orang yang kesepian, tanpa disadari, mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya, kata dia, pelatih yoga. Semula dia melakukan untuk menyenangkan diri. Ketika dia bekerja dan melatih orang asing, dia menjadi kesepian. 

"Kadang-kadang kita kerja, tapi gak tahu untuk apa sih. Kita doa, sembahyang, offerings di Bali, kita makin hampa melakukan itu. Mungkin juga berpengaruh terhadap kesehatan mental orang Bali," terangnya.

Saat ini dengan semakin ramainya Bali, ekspresi diri di media sosial hanya sebagai pencitraan. Banyak orang yang saat ini lupa ekspresi diri mereka yang sesungguhnya. Permasalahan kesepian ini menjadi permasalahan yang banyak dialami orang-orang di seluruh dunia.

3. Dua kejadian percobaan bunuh diri dan bunuh diri dalam sehari di Bali

(Sumber : Freepik.com/@jcomp/istimewa.)

Sementara itu, range bunuh diri di Bali ia ungkap dari usia 10 tahun hingga lansia 80 tahun. Baru-baru ini tercatat dua kejadian bunuh diri yang terjadi di wilayah Bali.

Kejadian pertama diungkap oleh Kapolsek Petang, AKP Nyoman Arnaya terjadi pada Rabu (7/5/2025) pukul 19.53 Wita di Jembatan Tukad Bangkung. Korban percobaan bunuh diri diketahui berinisial IGD (46) asal Desa Kebun Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Pengakuan IGD ia sakit hati kepada kekasihnya sehingga berpikir ingin mengakhiri hidupnya.

"Dicurigai akan melakukan bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung berhasil kami cegat di jalan raya. Buktinya yang bersangkutan mengunggah video yang berisi narasi Tukad Bangkung yang dituju Semoga Amor," ungkapya.

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi mengatakan, laki-laki asal Kabupaten Probolinggo berinisial MM (33) ditemukan meninggal dengaan luka di leher dan pergelangan tangan kirinya pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 12.30 Wita di lahan kosong Jalan Pararaton Raya, Kecamatan Kuta.

Korban diketahui merupakan pekerja proyek di sekitar lokasi dan sempat bermain game online bersama teman-temannya sebelum ditemukan meninggal dunia.

"Diduga korban bunuh diri," kata Sukadi. 

Editorial Team