Nuansa masa lalu kembali hadir dengan meriah dalam gelaran malam puncak Festival Loloan Jaman Lame keenam di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.(Dok.Istimewa)
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, yang turut hadir bersama Wakil Bupati dan jajaran Forkopimda menyatakan festival ini lebih dari sekadar perayaan. Sebab ini perjalanan sejarah, tentang jati diri warga Loloan.
"Yang saya tahu sudah hidup dan tumbuh ratusan tahun di Jembrana," ujarnya.
Di tengah dominasi budaya Hindu Bali, Loloan hadir dengan keunikan yang sangat kontras, menjadikannya 'mutiara' dengan corak Melayu yang kental, hasil percampuran sejarah panjang antara etnis Bugis, Melayu, dan akulturasi lokal.
Kembang menyoroti keunikan di antaranya bentuk rumah, kuliner, bahasa, hingga musiknya yang memadukan budaya Muslim dan warga Bali. Ia mengapresiasi tinggi kepada panitia yang secara konsisten menyelenggarakan acara ini hingga tahun keenam.
"Ini satu bukti, bahwa kita semua tidak ingin meninggalkan budaya dari leluhur kita. Jangan sampai di tengah globalisasi, budaya kita menjadi pudar. Karena budaya inilah kekayaan sejatinya yang kita miliki dari turun temurun," katanya.