Dari 17 tujuan SDGS tersebut, hal yang paling sulit dicapai adalah menghapuskan kelaparan, yang jadi goal urutan kedua SDGS. Karena data statistik seharusnya bisa memudahkan untuk mengidentifikasi kelaparan. Ketahanan pangan diketahui berperan penting dalam berbagai permasalahan kelaparan dan kekurangan gizi (stunting), yang terjadi di wilayah Asia Pasifik.
FAO menyebutkan, masalah ekonomi yang disebabkan oleh konflik dan permasalahan iklim, sangat menyumbang keparahan krisis pangan di berbagai negara. Ini ditandai dengan meningkatnya kasus kelaparan di negara-negara ekonomi menengah.
“Kerja sama FAO dan pemerintah, termasuk pemerintah sendiri, BPS dan Kementerian Pertanian, Kementerian atau Lembaga lain terkait perlu dilakukan. Supaya menghasilkan statistik pertanian yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk pencapaian indikator SDGS,” terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto.
Perwakilan FAO untuk Indonesia, Stephen Rudgard, menjelaskan dalam agenda SDGS 2030 ini telah mengidentifikasi 17 tujuan, 169 target, dan 232 indikator.
“Ini tugas yang sangat besar untuk ahli statistik nasional. Dengan waktu kurang dari 15 tahun lagi dan hampir setengah miliar orang kelaparan masih berjuang untuk bertahan hidup di wilayah kami. Kami harus memperkuat kemitraan di antara pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan data ini. FAO siap mendukung upaya nasional melalui program bantuan teknis," uiarnya.