Peresmian Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah. (Dok.IDN Times/istimewa)
Direktur Kemitraan Lingkungan dari Ditjen PSKL (Perhutanan Sosial Kemitraan Lingkungan) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Jo Kumala Dewi mengakui kontribusi swasta dalam mendorong percepatan Perhutanan Sosial melalui program CSR sangat dibutuhkan. Contohnya adalah Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah yang saat ini diungkap menjadi model.
Pendampingan dilakukan dengan terbentuknya Wana Wisata Hutan Pinus Glagalingah melalui penataan lokasi wisata berupa pembukaan jalur trekking, pembangunan Amphitheatre, pengayaan jenis tanaman benilai budaya dan adat Bali, seperti taru permana untuk kebutuhan upacara, kopi, serta tumbuhan obat. Semua tanaman tersebut akan melengkapi kawasan hutan ini sebagai ekowisata pendidikan konservasi, spot selfie, dan rujukan penyusunan design adopsi pohon.
Adapun bentuk pendampingan yang dilakukan oleh pihak AQUA Mambal di antaranya edukasi konservasi dan keanekaragamanan hayati melalui sosialisasi dan praktek lapang konservasi. Masyarakat belajar melalui penanaman, dan pemeliharaan 3.300 pohon. Sedangkan untuk menahan laju air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah, masyarakat juga telah mampu membuat 1.375 rorak di kebun.