Evakuasi ABK KM Bandar Nelayan-188 di Pelabuhan Benoa (IDN Times/Ayu Afria)
Sementara itu Kepala Kantor SAR Denpasar, Gede Darmada, menyampaikan KM Bandar Nelayan-188 ini mengalami kecelakaan di posisi kurang lebih 1.500 nautical mile selatan Bali. Karena jarak kapal lebih dekat dengan Perth, maka pihak Australia memberikan bantuan melalui pesawat challenger-nya terlebih dahulu.
Sebelum mengirimkan HMAS Anzac, pihak Australia memetakan kapal-kapal yang ada di sekitar KM Bandar Nelayan untuk terlebih dahulu mengevakuasi 20 ABK tersebut. Para ABK diketahui tengah berada di atas anjungan kapal yang sedang menukik tenggelam dan hanya memakai lifejacket.
Jarak yang paling dekat untuk memungkinkan evakuasi adalah salah satu kapal nelayan dari Jepang sehingga koordinasi kembali dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Hingga akhirnya ke-20 ABK tersebut terevakusi dengan selamat oleh FV Fukuseki Maru 15.
“Itu sangat jauh di jangkauan kami. Namun setelah kami hitung sesuai dengan laporan yang diberikan kepada kami pada tanggal 13 Mei 2021, posisi terdekat dengan Perth yaitu 600 nautical mile. Nah, hasil koordinasi Basarnas dengan SAR Australia dengan HMAS termasuk dengan JRCC (Joint Rescue Coordination Center), bahwa Australia merespons dengan baik dan mengirim sebuah pesawat challenger untuk mengecek posisi yang kami berikan,” jelasnya.
Kapal Bandar Nelayan ini dilaporkan tanggal 13 Mei 2021 pagi dari pihak perusahaan bahwa kondisinya kemasukan air di ruang mesin. Basarnas belum bisa memastikan apakah ini karena kebocoran atau hal lainnya. Namun saat kejadian memang cuaca saat itu ada badai dan gelombang tinggi sehingga air masuk ke ruang mesin dan menyebabkan badan kapal tenggelam.
“Begitu terevakuasi, langkah lanjutannya kami meminta tolong Kemlu untuk mengoordinasi bagaimana mekanisme pemulangan termasuk proses-proses yang harus dilalui, tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga untuk kelanjutannya sepenuhnya menjadi kewenangan dari Kemlu,” jelasnya.