Badung, IDN Times – Jalan Legian Kuta di Kabupaten Badung, sebelum pandemik COVID-19 merupakan kawasan yang setiap harinya, hampir 24 jam tidak pernah tidur. Selain ramai lalu lalang kendaraan, pada siang hari juga penuh deretan ruko di sepanjang jalan yang menjajakan dagangan untuk para wisatawan asing.
Apabila malam tiba, bangunan-bangunan berubah cantik karena kelap-kelip lampu. Jedag-jedug musik Electronic Dance Music (EDM) pun memenuhi sudut-sudut ruang sepanjang jalan itu. Musik itu bercampur dengan live music dari berbagai genre.
Klub-klub malam yang berderet tampak begitu menggoda para pelancong. Wajah-wajah berbalut make-up dan gincu tebal, lengkap dengan pakaian dan sepatu indah, juga para dancer tak henti-hentinya menyemarakkan suasana. Wisatawan asing yang lalu lalang di sepanjang jalan membuat Bali terasa begitu berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia.
Ya, itulah suasana pusat hiburan malam di Kuta dua tahun lalu, sebelum pandemik COVID-19 melanda. Bagaimana kondisi hiburan malam di sepanjang Jalan Legian tersebut saat ini?
Ya, bangunan klub-klub besar tersebut kini sepi dan tak terawat. Ketika kamu menyusurinya pada malam hari, akan semakin terasa bahwa pandemik benar-benar telah mengubah perekonomian masyarakat. Apalagi pada awal-awal pandemik melanda.
Kini setelah dua tahun mati suri, pemerintah berupaya membuka kembali kebijakan orang asing masuk ke Indonesia. Pemerintah juga berusaha mempermudah kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat.