Dugong Mati Terdampar di Pantai Jembrana, Ini Kasus Pertama Tahun 2025

Jembrana, IDN Times – Perairan Selatan di Kabupaten Jembrana biasanya menjadi perlintasan mamalia yang juga satwa langka belakangan ini. Tak ayal, sejumlah ekor mamalia laut akhirnya ditemukan terdampar di pesisir pantai wilayah kabupaten paling 98 barat di Pulau Bali. Seperti seekor dugong betina (Dugong dugon) ditemukan mati terdampar di Pantai Desa Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, pada Sabtu (19/7/2025) lalu.
Mamalia Dugong jenis kelamin betina usia muda ini ditemukan warga setempat saat hendak melaut. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali langsung menangani dan mengidentifikasi setelah menerima laporan. Hasil identifikasi menunjukkan, Dugong bukan diserang predator lain, melainkan diduga karena salah makan.
Selain hal tersebut, hasil pengukuran menunjukkan Dugong betina ini memiliki panjang total 2,56 meter dan lebar 1,6 meter. Untuk mengidentifikasi penyebab pasti kematiannya, tim kemudian melakukan nekropsi di lokasi.
1. Diduga mati di tempat lain, terdampar di pesisir Jembrana

Dugong dugon yang ditemukan warga di pesisir Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana diduga sudah mati di wilayah lain. Setelah itu, mamalia laut jenis kelamin betina tersebut terdampar di Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana. Temuan ini disebutkan jadi kasus pertama pada 2025.
"Bisa saja mati di tempat lain, kemudian terdorong arus ombak ke arah Perancak," ungkap BKSDA Bali Resor Jembrana, Ahmad Januar.
Ahmad tidak mengetahui pasti peredaran dari mamalia laut ini, apakah di wilayah perairan selatan Kabupaten Jembrana atau tidak. Namun, Ahmad mengakui, ini jadi kasus pertama kali yang ditanganinya.
"Ini kebetulan kasus pertama yang kita temukan. Untuk peredarannya kurang begitu mengetahui," jelasnya.
2. Diduga akibat gangguan pernapasan

Setelah menerima laporan terkait penemuan mamalia laut di pesisir pantai, pihak BKSDA Bali berkoordinasi dengan dokter hewan dari JSI. Identifikasi dan pemeriksaan awal terhadap bangkai Dugong dilakukan secara kolaboratif bersama tim dokter hewan dari Yayasan Jaringan Satwa Indonesia (JSI).
"Dari hasil nekropsi, ditemukan adanya ketidaknormalan yang signifikan pada sistem pernapasan satwa," ungkap Ahmad.
3. Laporkan jika menemukan hal yang sama

Setelah proses nekropsi dan identifikasi soal penyebab kematian dari satwa laut tersebut, bangkai Dugong betina ini langsung dikuburkan di lokasi penemuan pada pukul 13.30 wita di hari yang sama. Proses penguburan ini disaksikan oleh berbagai pihak terkait.
"Seluruh masyarakat Bali diimbau dan diharapkan untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan kejadian serupa di masa mendatang demi kelestarian satwa liar, khususnya spesies yang dilindungi seperti Dugong," ucap petugas tersebut mewakili Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko.