Ilustrasi anak-anak (Dok.IDN Times/Istimewa)
Sumerta melanjutkan, dongeng menjadi media bagi orangtua maupun guru untuk mengajarkan anak tentang sastra agama. Sebab usia anak-anak masih terlalu berat untuk memahami soal agamawi. Jadi lewat dongeng inilah mereka diberikan pengertian melalui cerita.
Dongeng biasanya menceritakan tokoh binatang, tokoh raja, tokoh putri, sampai raksasa. Tujuannya tentu saja untuk memberitahukan anak-anak tentang perbuatan baik dan buruk. Dongeng ini bisa memperlihatkan apa saja akan terjadi jika kita melakukan perbuatan buruk.
"Jadi lewat dongeng, anak bisa mengapresiasi mana hal yang baik dan mana yang buruk," tutur Sumerta.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, orangtua bisa menggunakannya untuk mengenalkan dongeng pada anak-anak, dengan catatan harus didampingi. Menurut Sumerta, dongeng yang dituturkan langsung memiliki kelebihan dibandingkan membiarkan anak melihat atau mendengarnya sendiri lewat sebuah media. Sebab dengan dituturkan langsung, nilai-nilai luhur yang hendak disampaikan oleh dongeng itu bisa dijelaskan.
"Jadi, anak yang dibiarkan mendengar atau menonton sendiri, nilai luhur yang disampaikan bisa saja diimplemtasikan lain atau tidak tersampaikan. Anak-anak punya kebiasaan melewatkan hal yang tidak menarik perhatiannya dan hanya mau mendengar hal-hal yang mereka sukai. Sehingga pendampingan itu perlu," jelas Sumerta.