Sementara soal overtourism yang juga menjadi sorotan situs itu, pihaknya mengatakan tidak tepat karena media tersebut tidak paham kondisi sebenarnya.
"Kita justru masih dibawah target. Jadi pemberitaan itu barangkali yang tidak pas dan tidak dipahami dengan bagus. Kita kan memiliki kamar banyak sekali yang masih belum optimal. Target kita datang 6,5 juta (Wisatawan mancanegara). Baru tercapai sekitar 6,2 juta kemarin," ujarnya.
Astawa mengaku, jumlah kunjungan wisman ke Bali memang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2018 saja ada sekitar 6,2 juta. Tahun 2019 sekitar 6,2 juta. Namun masih belum memenuhi target 6,5 juta.
"Kalau daya tampung, kita sekarang punya 146 ribu kamar untuk tahun sekarang, itu sekitar delapan juta, kan masih bisa. Ke depannya selalu antisipasi peningkatannya itu sampai puluhan juta sih. Tidak masalah. Semakin banyak semakin bagus," ungkapnya.
Kemudian soal kelangkaan air bersih, menurut Astawa, Bali masih memiliki banyak sekali sumber-sumber atau mata air bersih yang akan dikelola ke depannya.
"Apalagi Bapak Gubernur sudah memelihara sumber-sumber mata air dan sungai-sungai kita. Jadi tidak benar pemberitaan kelangkaan air bersih itu. Kita sudah mengantisipasi ke depannya dengan cara-cara kita," katanya.
Terakhir, Astawa menyebut Bali masih dan terus memperbaiki kualitas destinasi, dan pelayanan yang berstandar. Selain itu, promosi ke luar negeri dijanjikan akan dilakukan lebih baik.
"Satu sisi di internal kita harus perbaiki kualitas destinasi dan pelayanan kita. Harus berstandar dan di samping itu promosi kita keluar dengan cara-cara profesional," terangnya.