Ilustrasi desa adat kuta sidak terkait dengan money changer bodong di wilayahnya. (IDN Times/Ayu Afria)
Wayan Wasista mengatakan bahwa Desa Adat Kuta telah membentuk Tim Patroli untuk mengamankan wilayahnya sendiri demi kelangsungan nasib pariwisata. Tim ini menyasar beberapa wilayah yang rawan, seperti Jalan Poppies II, area ground zero, Jalan Pantai Kuta, dan Jalan Kartika Plaza. Para pelaku kejahatan jalanan ini menyambi menjadi tukang ojek.
"Keliling di wilayah-wilayah yang dianggap itu rawan, itu kami sambangi, kami jaga. Kalau mereka ada duduk-duduk, kemudian tidak jelas tujuannya, mereka ya terpaksa kami sampaikan. Nah, kami melakukan itu secara persuasif ya. Tidak ada kekerasan dalam hal ini. Kami sampaikan baik-baik, kalau tidak ada tujuan, silakan bergeser," terangnya.
Tim patroli dari banjar beroperasi mulai pukul 22.00 Wita sampai pagi. Sedangkan dari pagi sampai sore akan dijaga oleh Jagabaya dan Linmas.
"Kalau patroli kami menggunakan 3 shift. Pagi, sore, malam ya. Kalau pagi itu ada 8 orang, siang 8 orang, kalau malam lebih banyak karena memang situasinya sangat rawan. Tapi tetap kami kewalahan juga," jelasnya.