Ilustrasi truk sampah sedang memuat sampah.( IDN Times/istimewa)
Untuk menunjang layanan lebih optimal, DLH Tabanan memprediksi idealnya membutuhkan 35 unit armada dalam kondisi prima. Kebutuhan ini seiring dengan tingginya volume sampah yang diangkut setiap hari. Yaitu sekitar 300 ton sampah yang diangkut dan dibuang ke TPA Mandung.
Ekayana juga menyinggung perubahan pola pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Tabanan. Sistem pengumpulan sampah yang sebelumnya mengandalkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di pinggir jalan utama, kini dialihkan ke titik kumpul terkoordinasi. Seluruh TPS di jalan utama sudah dibongkar bertahap sejak 2022 sampai 2024, karena dinilai kumuh serta rawan menjadi tempat sampah kiriman dari luar daerah.
Menurutnya, perubahan tersebut mulai berdampak pada wajah kota. Jalan-jalan utama kini terlihat lebih bersih, taman kota, dan ruang publik mulai tertata, termasuk sistem penerangan. Untuk mendukung kondisi itu, DLH terus meningkatkan kualitas pelayanan, terutama ketepatan waktu pengangkutan sampah di titik-titik kumpul.
“Pengangkutan kami lakukan setiap hari. Bahkan saat hari libur pun seperti Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional,” katanya.