Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus pembawa virus dengue. pixabay.com/Pexels
Sementara untuk kasus DBD, hingga April 2022 tercatat ada sebanyak 64 kasus, antara lain:
- Januari: 13 kasus
- Februari: 1 kasus
- Maret: nihil
- April: 50 kasus
Desi melanjutkan kasus DBD sempat mereda pada bulan Februari dan Maret, namun kemudian meningkat tajam di bulan April 2022 di mana mencapai 50 kasus. DBD penularannya dari nyamuk Aedes aigypti.
Gejala dari DBD kurang lebih sama dengan chikungunya yaitu ada demam dan sakit kepala. Namun, DBD jika dalam kondisi parah dan tidak ditangani lebih dini, bisa menyebabkan pendarahan dan kematian.
"Namun hingga saat ini data kematian karena DBD tidak ada. Saat ini masyarakat sudah semakin sadar untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat jika ada gejala DBD maupun chikungunya," jelas Desi.
Meningkatnya kasus DBD maupun chikungunya, kata Desi, tidak lepas dari turunnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan kebersihan lingkungan. Di mana faktor penular kedua penyakit ini yaitu nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aigypti sama-sama berkembang biak atau hidup di genangan air atau wadah tempat air.