ilustrasi anak-anak (Freepik.com/jcomp)
Kemudian perwakilan dari Komunitas Salam Natah Rare Denpasar, Ni Kadek Anggi Putri, dan Anak Agung Anindya Cahya Kirana menyampaikan beberapa hak ekologi anak. Diantaranya mendapatkan lingkungan tempat hidup yang layak, baik air, udara, dan tanah yang bersih serta terhindar dari pencemaran.
Apa yang terjadi saat ini? Permasalahan pencemaran udara yang mengakibatkan gangguan pernapasan, memicu kerusakan otak, dan kecerdasan anak.
Polusi air yang berdampak pada penurunan kualitas air, terancamnya habitat hewan laut dan menyebabkan kepunahan, serta berkurangnya sumber air bersih bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
“Bagaimana dengan Pulau Bali? Polusi sampah sehingga menimbulkan berbagai masalah. Untuk dampaknya lingkungan menjadi kurang nyaman ditempati, menjadi sumber berbagai penyakit karena bakteri bau tidak sedap di mana-mana,” ungkap Anggi.
Ilustrasi pohon-pohon produktif (Dok. Google Image)
Apa yang harus dilakukan? Anindya menambahkan bahwa beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya penanaman pohon, mengurangi penggunaan detergen, menjaga kebersihan air, membersihkan sampah plastik, dan mulai mengelola sampah dari rumah.
“Untuk mengurangi porsi sampah sendiri. Kita bisa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti kresek, plastik kiloan dan lain-lain,” jelasnya.
Lalu bagaimana respons para siswa yang mengikuti kegiatan diskusi ini? Beberapa siswa perwakilan dari berbagai sekolah di Bali terpantau aktif menyakan beberapa dampak mikroplastik terhadap kualitas ikan di sungai, cemaran dalam tubuh manusia, regulasi dari BPOM, dan beberapa hal terkait lainnya.