Daftar Penyakit Syaraf Orang Indonesia yang Banyak Ditemukan

Badung, IDN Times - Insiden stroke di Indonesia menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara. Penyakit ini menimbulkan kecacatan dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Ketua Umum Perdosni, Dr dr Dodik Tugasworo, mengatakan prevalensi angka kejadian stroke di Indonesia sekitar 8 sampai 10 per 1000 penduduk. Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan penanggulangan stroke sebagai program kesehatan nasional utama.
"Salah satu penyakit yang menjadi perhatian saat ini adalah stroke," ungkapnya.
1. Penanganan stroke membutuhkan waktu yang cepat

Menurut Ketua Umum Perdosni, Dr dr Dodik Tugasworo, stroke ditandai dengan gejala lumpuh atau kebas separuh tubuh mendadak, dapat disertai kesulitan bicara, gangguan memori, maupun tidak sadar yang terjadi secara tiba-tiba dalam hitungan detik.
Pemberian infus pengencer darah (seperti alteplase), pengendalian faktor risiko yang tepat (hipertensi, penyakit kencing manis, dan sebagainya), serta penanganan neurorestorasi dapat memulihkan pasien dengan kecacatan yang minim sehingga pasien dapat bekerja dan beraktivitas dengan senormal mungkin.
"Penanganan stroke dapat dilakukan dengan maksimal dengan pemberian obat-obatan yang tepat jika kurang dari 4,5 jam penderita sudah dibawa ke rumah sakit," terangnya.
2. Pengobatan Epilepsi masih dibebani kendala stigma

Sedangkan epilepsi termasuk penyakit yang banyak di bidang neurologi. Beban sosial dan finansial juga menyebabkan penyakit ini banyak menimbulkan stigma di masyarakat. Penangan epilepsi juga terus berkembang dengan bermunculannya pusat-pusat penanganan epilepsi di seluruh Indonesia, dan pusat bedah epilepsi seperti di Semarang hingga Jakarta.
3. Penyakit syaraf lainnya akan semakin banyak

Selain itu dengan perkembangan demografik menuju tingginya harapan hidup manusia Indonesia, maka penyakit seperti demensia (pikun) dan penyakit neurodegeneratif lainnya seperti Parkinson (tremor) menjadi semakin banyak. Hal ini menyebabkan semakin dibutuhkannya dokter spesialis neurologi Indonesia.
"Ke depan penyakit-penyakit seperti demensia, parkinson, epilepsi itu makin banyak. Itu PR kita. Ke depan orang usia lanjut akan banyak karena memang kesehatan masyarakat kita makin bagus," jelasnya.