SMA Bali Mandara. (Dok.IDN Times Bali/I Gusti Made Andrian)
Ada beberapa perbedaan fasilitas ataupun pembelajaran antara SMA Bali Mandara dengan sekolah reguler. SMA Bali Mandara merupakan sekolah berasrama, sehingga kebutuhan untuk tidur, makan, dan perlengkapan mandi sudah disediakan pihak sekolah. Sementara untuk fasilitas pembelajaran, juga sama seperti sekolah reguler, dengan dilengkapi komputer, laboratorium, dan perpustakaan.
“Untuk makan dan perlengkapan MCK memang sudah disediakan pihak sekolah. Tapi untuk uang jajan, itu murni bekal dari siswa,” ujar Gusti Andrian.
Sementara untuk pembelajaran, menurutnya memang sangat berbeda. Para siswa di SMA Bali Mandara sudah mulai kegiatan pukul 04.45 Wita. Diawali dengan bangun tidur dan olahraga ringan. Kemudian dilanjutkan dengan piket asrama dan meditasi. Dari pukul 06.00 hingga 07.00, para siswa diminta untuk melakukan silent reading.
“Pada saat silent reading ini, tidak boleh baca buku pelajaran. Tapi kami diminta baca koran, novel, dan ensiklopedia,” ujarnya.
Lalu pada pukul 07.00 Wita sampai pukul 08.00 Wita, ada review terkait apa yang dibaca oleh siswa. Sementara jika pembelajaran di kelas, tidak jauh beda materinya dengan sekolah reguler.
“Kami di Bali Mandara juga pembelajarannya berbasis kurikulum, sehingga tidak jauh beda dengan sekolah umum,” ungkapnya.
Pembelajaran di kelas berlangsung dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 16.00 Wita. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan ekstra kurikuler dan pukul 19.00 Wita sampai 21.00 Wita, siswa diberikan waktu untuk ikut pelajaran tambahan dan diskusi organisasi.
“Lalu menjelang tidur ada rapat evaluasi asrama atau evaluasi kegiatan dalam sehari. Pukul 22.00 Wita, siswa biasanya baru tidur. Seperti itulah gambaran singkat kegiatan belajar di Bali Mandara,” jelasnya.
Selain itu, sejak angkatan ke-5, para siswa di SMA Bali Mandara menggunakan sistem SKS. Siswa bisa lulus sesuai dengan kemampuannya dalam menempuh SKS.
“Ada juga program tutor sebaya. Jika ada guru yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran, nanti ada siswa yang memberikan pembelajaran ke siswa lainnya. Biasanya siswa ini yang berkompeten, misalnya yang ikut olimpiade sains,” jelasnya.
Kunjungan orangtua atau keluarga ke asrama diberikan waktu 1 jam selama satu bulan. Jikapun hendak pulang kampung, hanya diperbolehkan saat ada upacara besar dan ada keperluan mendesak. Itupun hanya sehari dan harus bersurat.