Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tangkapan layar hoaks di X. (IDN Times/Yuko Utami)
Tangkapan layar hoaks di X. (IDN Times/Yuko Utami)

Gianyar, IDN Times - Sebuah video singkat berdurasi 1 menit lebih 1 detik menampilkan cuplikan bencana alam badai tornado. Video tersebut diunggah melalui media sosial X oleh akun @dzul_haq5. Keterangan yang diunggah pemilik akun seperti ini:

Hanya beberapa jam berlalu setelah pernyataan teroris Biden, yang mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi Amerika, dan secara langsung, Tuhan Yang Maha Kuasa mengiriminya pesan pertama dalam badai yang dahsyat ini, Tuhan itu hebat.

Hingga tulisan cek fakta ini dibuat, unggahan tersebut telah disaksikan 1 juta orang dan dikomentari 743 akun. Bahkan jumlah akun yang menyukai unggahan ini sebanyak 7.400 likes. Namun, apakah video dan keterangannya itu adalah fakta atau hoaks? Mari dibedah.

1. Hasil pemeriksaan fakta

Tangkapan layar dua video hoaks serupa. (IDN Times/Yuko Utami)

Mengecek konten video yang diduga hoaks akan meningkat kesulitannya jika video tersebut merupakan gabungan dari dua hingga lima video yang berbeda. Meskipun demikian, selalu ada celah mengungkapkan video tersebut adalah fakta atau hoaks.

Kurang lebih ada 9 potongan video yang disatukan dalam video tersebut. Satu cuplikan video dicek menggunakan Google Lens. Hasilnya, ada berbagai sumber potongan video yang memuat gambar serupa. Awan gelap membumbung tinggi diikuti dengan nyala api. Semakin ditelusuri ternyata ada sebuah akun di YouTube bernama @rtsarovvideo.

Akun ini mengunggah berbagai macam video singkat berkaitan dengan bencana, khususnya tornado. Satu potongan video yang diunggah di X memiliki ciri identik dengan unggahan di YouTube tersebut. Hanya saja, ada perubahan warna mobil dan efek tornado yang diunggah pada X. Video seperti ini menggunakan kecanggihan teknologi untuk membuatnya seperti CGI hingga AI. Video yang dibuat dengan CGI maupun AI memiliki transisi yang buruk, tidak mulus, dan terkesan dipaksakan.

2. Keterangan video tidak sesuai

Foto hanya ilustrasi (pexels.com/GEORGE DESIPRIS)

Video editan yang menggunakan AI dan CGI itu diunggah dengan keterangan provokatif. Keterangan yang tidak sesuai ini tergolong dalam konten menyesatkan yang sengaja disebarkan atau disinformasi. 

Situasi nyata yang terjadi memang Amerika Serikat (AS) adalah negara adidaya yang berpihak pada Israel untuk melakukan gencatan senjata ke Palestina. Hal ini dapat menjadi peluang tersebarnya konten menyesatkan karena kebencian terhadap salah satu pihak. Apa yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel memang mencederai hak asasi manusia. Namun, alangkah lebih baik menggunakan advokasi yang berbasis fakta dan bersumber pada portal berita terpercaya. 

Faktanya, badai ini benar terjadi di Amerika Serikat, tepatnya wilayah Florida. Badai yang disebut dengan Milton ini telah menyergap dua kota di Florida, yaitu Tampa dan Sarasota. Tak hanya Milton, Badai Helene juga mengancam AS Tenggara. Mengutip pemberitaan IDN Times pada Rabu pagi waktu setempat, Badai Milton dilaporkan berada di 400 kilometer Barat Daya Kota Tampa. Angin kencang akan mulai melanda pada sore hari waktu setempat.

3. Waspada hoaks context collapse

Waspadai video hoaks menggunakan AI. (IDN Times/Yuko Utami)

Pada tahun 2024, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menerbitkan sebuah laporan memuat kategori informasi hoaks yang sering ditemui. Laporan tersebut menuliskan kategori politik menjadi hoaks yang paling banyak ditemui tahun ini yaitu sebanyak 24,7 persen. 

Sedangkan media penyebaran hoaks terbanyak ada di media sosial sebesar 59,75 persen. Berbagai jenis hoaks ditemukan dalam media sosial yang bisa berupa gambar, video, hingga teks. Adapun media ruang obrolan daring menempati urutan kedua sebesar 29,12 persen, disusul situs berita sebanyak 11,12 persen.

Video tersebut juga menyertakan latar suara orang-orang berteriak dan suara gemuruh. Ini dapat dibuat dengan mengambil latar suara dari video yang sebenarnya atau dapat menggunakan AI. Metode hoaks ini biasa disebut dengan context collapse, yaitu gabungan berbagai realitas atau tidak sehingga menghasilkan kesalahan konteks.

Kesimpulannya, video dan keterangan yang disebar pada media sosial X tergolong dalam disinformasi dan konteksnya salah. Waspadai informasi yang beredar dari akun yang belum terverifikasi. Serta penting untuk mengadvokasi suatu isu dengan niat yang tulus, berbasis riset, dan fakta.

Editorial Team