Anak tantrum (pexels.com/id-id/keira-burton)
Jeni melanjutkan ketika anak menunjukkan sikap aktif yang tidak mau diam dan cenderung nakal, cara orangtua menegurnya pun bisa menjadi hasil timbal balik perilaku anak tersebut ke depan.
Dicontohkan Jeni, ada anak yang aktif hingga naik-naik tembok. Apabila ditegur dengan cara dibentak, akan berdampak munculnya reaksi destruktif juga.
"Meski mereka tidak bisa membalas secara verbal, teguran yang keras akan mereka balikkan menjadi tingkah laku nakal seperti merusak atau melempar barang. Intinya orangtua yang suka membentak dan memukul, akan ditiru oleh anak tersebut," ujarnya.
Menurut Jeni ketika anak berbuat salah, orangtua bisa menegurnya dengan cara yang sopan dan baik serta jelaskan dampak apa yang timbul dari perbuatannya dan harus dipahami anak. "Orangtua juga harus sadar apakah kebutuhan anak terutama kasih sayang terpenuhi. Mengetahui apa yang dibutuhkan anak, apakah dia perlu perhatian, pujian atau benda menarik yang ia perlukan," jelas Jeni.
Memperhatikan kekurangan-kekurangan ini penting untuk mencari sumber masalah kenapa anak sampai nakal, hiperaktif dan impulsif. "Jika kekurangan ini ditemukan dan dipenuhi tentunya anak juga akan lebih mudah didekati dan lebih mudah dinasehati," ujar Jeni.