Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Muchammad Haikal)

Klungkung, IDN Times - Limbah medis yang berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung melonjak 20 persen selama pandemik COVID-19. Limbah Alat Pelindung Diri (APD), masker, dan sarung tangan yang paling mendominasi. Kondisi ini membuat biaya pengelolaan limbah medis di rumah sakit tersebut ikut membengkak.

1. Limbah medis melonjak 20 persen, menjadi enam sampai tujuh ton per bulan

Default Image IDN

Direktur RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma, menyampaikan limbah medisnya rata-rata menghasilkan empat ton per bulan sebelum pandemik. Tetapi kini melonjak 20 persen setiap bulannya setelah pandemik, atau menjadi enam sampai tujuh ton per bulan. Limbah medis yang paling dominan terdiri dari APD, masker, dan sarung tangan.

Kesuma menyatakan, 90 persen limbahnya termasuk kategori limbah bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Limbah medis RSUD Klungkung dikelola oleh pihak ketiga

Default Image IDN

RSUD Klungkung memiliki tempat penampungan sementara yang berizin dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan. Namun karena tergolong bahan berbahaya dan beracun, limbah medis tidak bisa dikelola secara sembarangan di sana. Sehingga RSUD Klungkung bekerja sama dengan pihak ketiga dalam menangani limbah RS sejak tahun 2016 lalu. Limbahnya dibawa ke Tangerang.

"Pengangkutannya dilakukan seminggu sekali atau dua kali dalam seminggu, tergantung kondisinya," terang Kesuma, Jumat (29/1/2021).

Melonjaknya limbah medis selama pandemik, kata Kesuma, tergantung pada jumlah
pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Klungkung, jumlah tenaga kesehatan (Nakes) yang dilibatkan menangani pasien COVID-19, dan jumlah ruang isolasi.

"Saat kasusnya tinggi, banyak pakai infus, pakai obat-obatan dan banyak pakai APD."

3. Biaya pengelolaan limbah ikut membengkak

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Helmi Shemi)

Meningkatnya limbah medis membuat biaya penanganannya ikut membengkak. Biaya penanganan limbah medis biasanya dihitung Rp23 ribu per kilogram. Sebelum pandemik dengan jumlah empat ton limbah medis per bulan yang dihasilkan, RSUD Klungkung merogoh anggaran sebesar Rp92 juta setiap bulan.

Kini setelah limbah medisnya meningkat, RS harus mengeluarkan anggaran Rp138 juta sampai Rp161 juta setiap bulan dengan jumlah enam sampai tujuh ton per bulan.

"Kami tetap mengedepankan bagaimana limbah B3 ini ditangani dengan baik. Karena limbah B3 katageri berbahaya bagi lingkungan hidup dan kesehatan," ungkap Kesuma.

Editorial Team