PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) uji coba pembuatan avtur ramah lingkungan atau bioavtur-sustainable aviation fuel (SAF). (dok. Pertamina)
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, momen penyaluran SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional. Saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet.
Lebih lanjut, Riva Siahaan mengatakan, hal ini merupakan komitmen distribusi Pertamina SAF, yang menjadi komponen kunci dari tujuan keberlanjutan yang lebih luas sehingga semakin banyak penggunaan SAF di armada penerbangan yang turut berperan mencapai carbon footprint yang lebih rendah di sektor penerbangan.
"Bila tahun lalu Pertamina SAF telah berhasil melalui flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG. Saat ini SGI resmi mengadopsi Pertamina SAF untuk helikopter Bell 407," ungkapnya.
Pertamina SAF diungkap memenuhi berbagai standar internasional, diantaranya:
- Sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC)
- Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA)
- Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU)
- Pertamina SAF memenuhi standar American Society of Testing and Materials (ASTM)
- Terdaftar sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO).