Bangli, IDN Times - Sebanyak 16 orang perempuan di Banjar Taksu, Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli mengaku mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air demi keberlangsungan hidupnya selama bertahun-tahun. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Lembaga Bantuan Hukum Bali Women Crisis Centre (LBH BWCC), Ni Nengah Budawati dalam pertemuan Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Museum Geopark pada Senin (18/7/2023).
Dalam pertemuan tersebut diungkap keluh kesah warga yang tidak mendapatkan akses air belasan hingga puluhan tahun. Juga peran perempuan dalam rumah tangga yang harus terlibat dalam penyediaan air guna memenuhi kebutuhan utama mereka. Budawati menyoroti kondisi ini berpotensi kekerasan bagi perempuan-perempuan tersebut. Apa saja potensi kekerasan yang dapat mereka alami?