Mural tersebut menggambarkan bagaimana pola hidup masyarakat sekitar, dan dampaknya terhadap lingkungan. Dari tembok paling sisi timur, tergambar jelas bagaimana sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akibat dari pengelolaan sampah yang belum berjalan di setiap desa. Bagaimana sampah-sampah itu mengotori lingkungan perumahan dan bahkan laut. Lalu ada pula gambaran sungai dan parit yang tercemar sampah, hingga akhirnya menimbulkan bencana banjir.
Sampah yang dibakar juga menghasilkan gas berbahaya dan dapat memicu kebakaran, serta bagaimana lingkungan yang kotor membuat kesehatan masyarakat terganggu dan merusak ekosistem.
Sisi sebaliknya tergambar di tembok sebelah barat. Digambarkan bagaimana perilaku masyarakat yang mau mencoba mengelola sampahnya. Seperti pemilahan sampah dari rumah, dan dikelola dengan baik oleh Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap desa.
Sampah organik yang telah dipilah lalu dikelola menjadi pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman. Kemudian mural berupa sampah plastik yang dapat dijual dan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat.
Selain itu, ada pula mural lingkungan yang asri dan indah setelah masyarakatnya mampu mengelola sampah dengan baik.