Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
FB_IMG_1759831968251(1).jpg
Sidak proyek fisik di Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Intinya sih...

  • Rekanan alasan keterlambatan karena tenaga kerja dan material

  • Bupati Satria tegaskan kejar keterlambatan jangan sampai jadi alasan kualitas proyek buruk

  • Satria ancam blacklist rekanan dengan catatan merah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Klungkung, IDN Times - Terik matahari siang tak menghalangi langkah Bupati Klungkung, I Made Satria, untuk turun langsung ke lapangan. Bersama Wakil Bupati, Tjokorda Gede Surya Putra, ia meninjau sejumlah proyek pembangunan di berbagai titik, Selasa (7/10/2025).

Wajahnya tak pernah lepas memandangi beberapa proyek yang belum rampung sesuai jadwal.

Pertama, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung. Rombongan mulai meninjau ruang Cathlab yang tengah ditata dengan anggaran Rp1,6 miliar. Dilanjutkan ke pembangunan Gedung Cytotoxic senilai Rp1,2 miliar, serta ruang CT-Scan yang menelan biaya Rp760 juta.

Dari ketiganya, Gedung Cytotoxic diketahui masih tertinggal sekitar 14 persen dari target.

Langkah Satria berlanjut ke Desa Takmung, tempat pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) senilai Rp10 miliar.

Di sana, progresnya juga belum maksimal. Namun yang paling menyita perhatian adalah proyek Pustu di Desa Satra—terlambat hingga 34 persen.

“Kalau seperti ini, jelas harus dikejar. Jangan hanya alasan bahan dan tenaga kerja kurang. Yang penting kualitas tetap dijaga,” ujar Satria di sela-sela sidaknya.

Sore itu, ia juga sempat meninjau pembangunan bale di Pura Watu Klotok, pengadaan lampu penerangan di Banjarangkan, hingga sejumlah sekolah yang tengah direhabilitasi.

Meski tampak tegas, Satria tak sekadar menegur. Ia juga memberi semangat pada para pekerja agar tetap disiplin dan profesional di tengah berbagai tantangan di lapangan.

Menurut Satria, pembangunan ini juga bentuk tanggung jawab ke warga. Sehingga pengerjaanya harus dilakukan secara bertanggung jawab.

“Setiap bangunan yang berdiri adalah bentuk pelayanan kepada warga. Jadi, jangan kerja asal-asalan,” tegasnya.

1. Rekanan beralasan keterlambatan karena terkendala tenaga kerja dan material

Sidak proyek fisik di Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Satria menyebutkan, meski sebagian proyek masih terkendala tenaga kerja dan bahan material, rekanan diminta untuk segera mencari solusi agar keterlambatan tak semakin meluas.

Ia menekankan agar percepatan dilakukan tanpa mengorbankan mutu pekerjaan.

"Harus dicari solusinya, kalau kurang tenaga kerja, silakan tambah. Paling penting jangan sampai keterlambatan ini, memengaruhi kualitas pengerjaan," kata Satria.

2. Kejar keterlambatan jangan sampai jadi alasan kualitas proyek buruk

Sidak proyek fisik di Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Satria memberi perhatian khusus pada proyek Pustu Satra yang mestinya selesai pada Oktober ini. Ia mengingatkan keterlambatan proyek tetap memiliki konsekuensi hukum berupa denda, namun kualitas tetap menjadi hal utama.

“Jangan sampai karena kejar waktu, pekerjaan jadi asal-asalan. Kalau sampai ditemukan hasil kerja yang buruk, itu akan jadi catatan merah," katanya.

3. Satria ancam blacklist rekanan dengan catatan merah

Sidak proyek fisik di Klungkung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Satria juga menambahkan, seluruh pembangunan yang didanai dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) adalah bentuk pelayanan publik.

Jika kualitas masih buruk, rekanan akan mendapatkan catatan merah dan blacklist.

"Kalau sudah ada catatan merah atau rekanan bermasalah, blacklist saja. Jangan sesekali kasih ampun, kalau merugikan pemda dan rakyat. Proyek ini semua pakai uang rakyat," kata Satria.

Editorial Team