Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak-anak di perpustakaan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Buleleng, IDN Times - Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng diungkap belum bisa membaca dengan lancar. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, I Made Sedana. Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.

Pihaknya meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten dan kota mendata para siswa SMP di Bali yang belum lancar membaca dan menulis.

"Memang motivasi belajar anak-anak rendah," terangnya.

1. Sejumlah faktor yang memengaruhi kemampuan membaca siswa di Buleleng

ilustrasi komunitas membaca buku (pexels.com/pexels.com/)

Menurut Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, I Made Sedana, banyak faktor yang menyebabkan ratusan siswa belum lancar membaca. Pertama, faktor motivasi belajar yang rendah sekitar 50 persen. Kedua, peran orangtua yang tidak memperhatikan anaknya untuk belajar, itu sekitar 20 persen. Ketiga, faktor disleksia gangguan pada neuron anak sekitar 10 hingga 15 persen.

"Ada juga karena faktor lain-lain itu sekitar 55 persen. Mungkin di sana karena ada faktor gurunya, faktor lingkungan sekolah, dan sebagainya. Jadi banyak faktor yang menyebabkan," jelasnya.

2. Pengaruh handphone yang tidak terkendali bagi anak-anak

ilustrasi perempuan menggunakan handphone (freepik.com/freepik)

Dari data yang didapatinya, faktor yang paling dominan ialah soal motivasi belajar yang rendah. Saat ini, anak-anak dinilai senang bermain game yang tidak mengedukasi. Banyak anak yang suka bermain handphone dan kecanduan media sosial. Hal tersebut membawa pengaruh kepada tingkat pembelajaran siswa. Dari temuannya, bahkan ada siswa yang tidak bisa menulis di buku pelajaran. Situasi tersebut mendominasi dari faktor penyebab lainnya.

"Rasa ingin tahunya atau ingin belajar rendah sekali. Itu penyebabnya," terangnya.

3. Ratusan siswa tercatat mengalami kendala serupa

ilustrasi membaca buku (freepik.com/jcomp)

Data siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang belum lancar membaca sekitar 360 siswa dari sekitar 70 sekolah swasta maupun negeri. Pihaknya mengatakan, dalam satu sekolah ada delapan anak yang belum lancar membaca. Bahkan dalam satu sekolah ada 20 siswa yang belum lancar membaca. Data tersebut belum termasuk data sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama di Buleleng.

"Ini masih fluktuatif, waktu awal kita kisaran 400 siswa (yang belum lancar baca). Tadi setelah diskrining, karena sedang berproses juga, beberapa sudah mulai keluar dari zona itu. Sehingga ada 360 siswa," jelasnya.

Editorial Team