Ilustrasi anjing milik warga di Desa Singapadu Tengah (IDN Times/Ayu Afria)
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Anak Agung Putri Ari, dalam sambutannya mengakui kebiasaan warga dalam memelihara anjing harus diubah. Karena selama ini anjing yang dipelihara dilepasliarkan. Anjing ini dilepas dan dibiarkan mencari makanan sendiri, sehingga kesehatannya terabaikan.
“Faktor yang paling berpengaruh terhadap usaha pemberantasan (rabies) ini adalah masih kurangnya kesadaran warga dalam memelihara anjing yang baik,” tegasnya.
Faktor lainnya adalah saat pelaksanaan vaksinasi rabies, masih ada warga yang enggan membawa anjingnya untuk mendapatkan vaksin.
Sementara itu Presiden Direktur PT Boehringer Ingelheim Indonesia, Rithesh Kumar Mishra, mengatakan penyakit rabies ini 100 persen bisa dicegah. Satu di antaranya dengan pemberian vaksinasi rabies berkualitas tinggi kepada hewan berisiko menularkan virus. Pihaknya telah turut mengambil peran dalam menangani kasus ini dengan menggelontorkan vaksin gratis.
“Coba kita lihat di Indonesia khususnya Bali, mencerminkan bahwa kasus rabies masih menjadi ancaman bagi warga lokal,” katanya.