Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wisata di wilayah Kecamatan Nusa Penida. (IDN Times/Wayan Antara)
Wisata di wilayah Kecamatan Nusa Penida. (IDN Times/Wayan Antara)

Denpasar, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melirik berbagai proyek pembangunan moda transportasi untuk mengatasi masalah kemacetan di Bali. Mulai dari rencana pembangunan moda raya terpadu (MRT), sampai pembangunan jalan baru. Sejumlah ruas jalan baru tersebut di antaranya Jalan Sunset Road-Mahendradatta, Jalan Gatot Subroto Barat-Canggu, dan Underpass Tohpati-Jimbaran.

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan langsung rencana pembangunan ruas jalan baru itu dalam Rapat Paripurna ke-20 Provinsi Bali Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025 pada Senin lalu, 30 Juni 2025.

Sementara, Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta, turut melirik adanya jalur tol laut untuk mengatasi kemacetan di Bali. Seperti apa rencana tersebut? Informasi selengkapnya di bawah ini.

1. Melirik jalur tol laut dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai

Bandara Ngurah Rai. (IDN Times/Yuko Utami)

Selain proyek pembangunan MRT di Bali, Giri juga menyampaikan melirik adanya potensi transportasi jalur tol laut. Jadi, bukan hanya MRT saja. Ia memaparkan, tol laut bukanlah membangun jalur jalan di laut. Namun, tol laut adalah sarana dan prasarana boat besar maupun boat kecil yang berkualitas untuk melintas ke beberapa titik strategis. Misalnya, Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai.

“Jalur transportasi ini penting termasuk tol laut, bukan yang MRT saja,” ucap Giri.

2. Potensi rute jalur tol laut ke Amed hingga Nusa Penida

Potret Amed Beach Bali (unsplash.com/Pitua Sutanto)

Tak hanya rute Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke beberapa wilayah di Kabupaten Badung. Giri melirik potensi adanya rute tol laut ke Amed, Kabupaten Karangasem.

Menurutnya, jalur dari Bandara Ngurah Rai harus ada jalur tol laut ke arah Amed. Pihaknya akan memastikan jalur ini dapat terwujud dengan harapan memecah kemacetan di Bali.

“Tol lautnya ini langsung ke Amed, bukan pakai jalan darat. Mungkin mampir ke Nusa Penida, juga gak apa-apa. Bali ini harus terintegrasi,” ujar Giri.

3. Melirik Danantara untuk membantu megaproyek MRT Bali

Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Pembangunan MRT Bali membutuhkan investor yang siap mendanai megaproyek tersebut. Giri mengatakan, pihak Pemprov Bali terbuka dengan berbagai mekanisme pendanaan negeri maupun swasta. Termasuk adanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) yang mulai menjajaki soal MRT.

Menurutnya, keberadaan Danantara Indonesia dapat menjadi mitra strategis mendukung pendanaan. Termasuk membuka mitra investasi dengan berbagai pihak swasta dan internasional.

Editorial Team